Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Begini Kesaksian Korban Luka Festival Maut Maha Kumbh Mela di India

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Begini Kesaksian Korban Luka Festival Maut Maha Kumbh Mela di India
Foto: Para Naga Sadhu menjalani ritual mandi suci Shahi Snan pada Mauni Amavasya, Rabu (29/1/2025), di Allahabad, India. (Getty Images)

Pantau - Seorang peziarah Hindu, Parvati Gupta, menghadapi desakan kerumunan di festival keagamaan terbesar di dunia, Maha Kumbh Mela di India. Namun, ia harus pulang dengan cedera yang membuatnya terbaring di tempat tidur selama beberapa bulan ke depan.

Baca juga: Tragedi Ritual Suci di India, Peziarah Tewas dan Barang Berserakan

Wanita berusia 45 tahun itu berangkat bersama puluhan juta umat dari seluruh penjuru negeri untuk menghadiri Maha Kumbh Mela, pertemuan sakral yang berlangsung setiap 12 tahun sekali untuk mandi suci di sungai keramat guna menyucikan dosa.

Alih-alih merayakan ritual suci yang ia jalani di tengah malam, Parvati kini terbaring di rumah sakit pada Kamis (30/1/2025), menahan sakit dan tak mampu berbicara.

Keluarganya sudah bersiap meninggalkan festival saat tiba-tiba kerumunan melanggar barikade polisi. Parvati terjatuh, terinjak-injak, dan mengalami patah tulang.

"Suasananya meriah, tapi... saat kami hendak pergi, kami kehilangan keseimbangan karena dorongan dan desakan," ungkap Anita Gupta, kerabat Parvati, yang setia menemani di rumah sakit.

Kedua wanita ini menempuh perjalanan panjang ke Maha Kumbh Mela menggunakan kereta penuh sesak dengan peziarah. Mereka tiba di kota Prayagraj di India utara beberapa jam terlambat dan terpaksa tidur di tempat terbuka lantaran tak mendapat kamar.

Baca juga: 15 Korban Tewas dalam Kerumunan di Festival Maha Kumbh Mela India

Anita bersyukur atas sekelompok pria yang melindungi mereka dari maut dengan membentuk barikade manusia saat kerumunan semakin membesar.

Namun, kesaksian Anita, yang juga dikuatkan oleh pasien lain di rumah sakit, menunjukkan adanya kegagalan besar dalam pengamanan.

Setidaknya 30 orang tewas dalam insiden ini akibat lemahnya respons petugas. Anita menyebut polisi menutup beberapa jalur keluar dari tepi sungai, memicu kekacauan yang berujung pada insiden tragis.

Gauri Sharma, seorang wanita lain yang terluka dalam insiden itu, menuding pihak penyelenggara bertanggung jawab penuh.

"Otoritas menutup beberapa rute, sehingga kami terjebak di satu titik. Lalu, kerumunan semakin menumpuk, orang-orang saling mendorong dan terhimpit," tegasnya kepada AFP.

Baca juga: Festival Maha Kumbh Mela Tewaskan 30 Orang, India Lakukan Investigasi

Pada Rabu (29/1/2025), menjadi salah satu hari tersuci dalam Maha Kumbh Mela yang berlangsung selama enam pekan. Namun, pihak berwenang tampaknya berusaha agar tragedi ini tak merusak suasana festival.

Jutaan peziarah tetap menjalankan ritual mandi suci seperti biasa. Dalam berbagai pengarahan media, polisi menolak mengonfirmasi jumlah korban tewas dan meremehkan insiden tersebut.

"Tidak ada insiden berdesakan. Hanya kepadatan massa yang mengakibatkan beberapa peziarah terluka," ujar petugas polisi Rajesh Dwivedi dalam konferensi pers hampir 12 jam pascainsiden.

Pernyataan resmi yang dirilis malam harinya justru memuji kepolisian atas respons cepat dalam mengendalikan situasi serta tindakan sigap ambulans dalam menangani korban.

"Para saksi mata memuji aksi cepat polisi, mengatakan bahwa intervensi mereka mencegah bencana besar," bunyi pernyataan itu.

Baca juga: Waduh! Insiden Panggung Keagamaan Ambruk di India, 5 Korban Tewas

Namun, butuh hampir 18 jam bagi pihak berwenang untuk akhirnya mengonfirmasi 30 orang tewas dan puluhan lainnya terluka—tepat setelah matahari terbenam dan hari itu hampir berakhir.

Banyak yang percaya angka resmi itu tak mencerminkan jumlah korban sebenarnya. Banyak pula yang menilai respons pemerintah tidak memadai.

"Saya yakin lebih banyak orang meninggal," ujar Anita.

"Kenapa mereka tidak bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik?" tanya Rahul Shukla, warga Prayagraj.

"Semua orang sudah tahu jauh sebelumnya bahwa festival ini akan dihadiri lebih dari 100 juta orang," sambung pria 27 tahun itu, seraya mengaku sangat berduka atas tragedi ini.

Sumber: AFP

Penulis :
Khalied Malvino