
Pantau - Militer Israel membatalkan cuti pasukan "Divisi Gaza" pada Senin (10/2/2025), serta meningkatkan status siaga di perbatasan, mengantisipasi kemungkinan konflik baru jika gencatan senjata gagal dipertahankan.
Baca juga: Hamas Lepas 3 Sandera Israel, 183 Tahanan Palestina Dibebaskan Hari Ini
Menurut laporan media Israel, langkah ini diambil setelah Hamas mengumumkan penundaan pembebasan sandera Israel. Surat kabar Yedioth Ahronoth menyebut keputusan itu mendorong militer Israel meningkatkan kesiapan tempur di Jalur Gaza.
Meski begitu, pejabat senior militer Israel menegaskan tidak akan ada tindakan militer kecuali terbukti Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata.
Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengonfirmasi pada Senin malam, pembebasan sandera yang dijadwalkan Sabtu (8/2/2025), ditunda. Mereka menuding Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata sebagai alasan penundaan tersebut.
Baca juga: Hamas Kembali Tuduh Israel Hambat Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Gencatan senjata tiga tahap di Gaza berlaku sejak 19 Januari, menghentikan perang yang telah menewaskan lebih dari 48.000 orang dan menghancurkan wilayah tersebut. Pada tahap pertama hingga awal Maret 2025, 33 sandera Israel akan dibebaskan dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina. Pertukaran keenam dijadwalkan pekan ini.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant pada November 2025 atas kejahatan perang dan kekerasan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait agresinya di wilayah tersebut.
Sumber: Anadolu
- Penulis :
- Khalied Malvino