
Pantau - Pemimpin Hamas, Sami Abu Zuhri menuduh Israel berupaya memaksakan penyerahan Jalur Gaza usai melancarkan serangan besar-besaran yang menewaskan sekitar 400 orang. Dia juga menyebut serangan ini mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS).
BACA JUGA: Serangan Udara Terbesar Israel Hantam Gaza, 200 Korban Tewas
"Tujuan pembantaian yang dilakukan Israel di Gaza adalah untuk melemahkan perjanjian gencatan senjata dan memaksakan penyerahan dengan menuliskannya dalam darah Gaza," ujar Abu Zuhri, Selasa (18/3/2025).
Sebelumnya, Hamas juga menuding Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu telah mengorbankan sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza dengan kembali menggempur wilayah tersebut.
Tuduhan itu muncul setelah militer Israel kembali melancarkan serangan udara ke sejumlah wilayah di Gaza, tepat saat perundingan gencatan senjata mengalami kebuntuan.
BACA JUGA: Ratusan Bangunan di Gaza Rusak Parah, Warga Terancam Kehilangan Tempat Tinggal
Hamas menuduh Netanyahu secara sepihak membatalkan perjanjian gencatan senjata, yang berdampak pada nasib 59 sandera yang masih ditahan di Gaza menjadi tidak jelas.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump memicu kontroversi dengan rencana pemindahan warga Palestina dari Gaza. Ia bahkan mengusulkan Gaza dijadikan resor wisata, sebuah gagasan yang menuai kecaman dunia. AFP
- Penulis :
- Khalied Malvino
- Editor :
- Khalied Malvino