
Pantau - Presiden Polandia, Karol Nawrocki, secara resmi menandatangani perjanjian yang mengizinkan kehadiran pasukan negara-negara anggota NATO di wilayah Polandia sebagai bagian dari operasi bertajuk Eastern Sentry.
Langkah ini diumumkan oleh Biro Keamanan Nasional Polandia (BBN) dan disebut sebagai bentuk penguatan keamanan nasional Polandia di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan Eropa Timur.
"Presiden Polandia Karol Nawrocki menandatangani resolusi yang menyatakan persetujuan atas kehadiran sejumlah pasukan asing dari negara-negara anggota NATO di wilayah Polandia, sebagai bentuk penguatan Republik Polandia dalam kerangka operasi Eastern Sentry," demikian pernyataan resmi BBN.
Operasi Eastern Sentry Diluncurkan, NATO Tanggapi Insiden Drone
Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, menyampaikan pada 12 September 2025 bahwa operasi Eastern Sentry diluncurkan sebagai respons terhadap insiden masuknya drone ke wilayah udara Polandia.
Staf Umum Polandia mengonfirmasi bahwa operasi tersebut telah dimulai sejak 13 September 2025, dengan pengerahan kekuatan militer sebagai bentuk pencegahan ancaman lebih lanjut.
Sebelumnya, pada 10 September, Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, menyatakan bahwa sebuah drone "berbahaya" telah ditembak jatuh di wilayah Polandia.
Drone tersebut diklaim berasal dari Rusia, meski tidak disertai dengan bukti fisik.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menyebut lebih dari 10 drone terlibat dalam insiden tersebut.
Rusia Bantah Terlibat, Tawarkan Konsultasi ke Polandia
Merespons tuduhan tersebut, Rusia melalui berbagai saluran resmi menolak keterlibatan dalam insiden drone yang terjadi di wilayah Polandia.
Kuasa Usaha Rusia di Polandia, Andrey Ordash, mengatakan bahwa pemerintah Polandia belum memberikan bukti bahwa drone tersebut berasal dari Rusia.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menambahkan bahwa tidak ada permintaan resmi dari pemerintah Polandia untuk membuka komunikasi langsung dengan Kremlin.
Ia juga mengkritik sikap NATO dan Uni Eropa yang dinilai kerap menuduh Rusia tanpa dasar yang jelas.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia menegaskan bahwa serangan udara besar-besaran yang dilakukan Angkatan Bersenjata Rusia pada malam 10 September hanya menyasar fasilitas industri pertahanan di Ukraina dan tidak mencakup target di wilayah Polandia.
Rusia menyatakan siap melakukan konsultasi dengan Polandia mengenai dugaan pelanggaran wilayah oleh drone, sebagai bentuk itikad baik dalam meredakan ketegangan.
Belarus Akui Deteksi Drone, Warsawa Sebut Berasal dari Ukraina
Wakil Menteri Pertahanan Pertama Belarus, Pavel Muraveiko, pada hari yang sama menyampaikan bahwa Belarus telah memberitahu pihak Polandia dan Lituania soal keberadaan drone yang mendekati perbatasan.
Warsawa, menurut Muraveiko, memberi tahu Minsk bahwa drone tersebut berasal dari wilayah Ukraina.
Namun, belum ada konfirmasi lanjutan dari pihak Ukraina maupun Polandia terkait keterangan tersebut.
Isi resolusi presiden Polandia mengenai penempatan pasukan NATO tidak diungkapkan secara rinci, karena dikategorikan sebagai informasi rahasia oleh BBN.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Aditya Yohan