Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Picu Gelombang Protes Global, Brunei Tangguhkan Hukuman Mati LGBT

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Picu Gelombang Protes Global, Brunei Tangguhkan Hukuman Mati LGBT

Pantau.com - Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah memperpanjang penangguhan hukuman mati untuk legislasi yang melarang LGBT, usai gelombang protes global terkait hukuman tersebut yang dipimpin oleh selebriti seperti George Clooney dan Elton John.

Negara kecil di Asia Tenggara itu memicu proters dunia ketika mengeluarkan hukum Islam atau Syariah pada 3 April 2019, yang menghukum pelaku sodomi, perzinahan, dan pemerkosaan dengan hukuman mati, termasuk hukuman rajam.

"Saya sadar bahwa ada banyak pertanyaan dan kesalahan persepsi terkait dengan pelaksanaan SPCO. Namun, kami percaya bahwa setelah ini dibersihkan, kebaikan hukum akan jelas," kata Sultan dalam sebuah pidato, seperti dikutip Reuters, Senin (6/5/2019).

Baca juga: Sosmed Hotel Sultan Brunei Nonaktif Usai Polemik Hukuman Mati LGBT

Sultan Bolkiah menyebutkan selama lebih dua dekade Brunei melaksanakan moratorium pelaksanaan hukuman mati untuk kasus di bawah undang-undang hukum konvensional.

Beberapa kejahatan telah dijatuhi hukuman mati di Brunei, termasuk pembunuhan terencana dan perdagangan narkoba, tetapi tak ada eksekusi yang dilakukan sejak 1957.

"Sebagai bukti selama lebih dari dua dekade, kami telah mempraktekkan moratorium de facto atas eksekusi hukuman mati untuk kasus-kasus berdasarkan common law. Ini juga akan diterapkan pada kasus-kasus di bawah SPCO yang memberikan ruang lingkup yang lebih luas untuk remisi," tambahnya.

Baca juga: Surati Parlemen Eropa, Brunei Tegaskan Tetap Hukum Mati Pelaku LGBT

Pelaksana hukum, yang dikutuk PBB, mendorong selebriti dan kelompok hak untuk melakukan boikot pada hotel yang dimiliki oleh Sultan, termasuk Dorchester di London dan Beverly Hills di Los Angeles.

Beberapa pengusaha multinasional juga telah melakukan larangan terhadap staf untuk menggunakan hotel sultan. Sementara itu, beberapa perusahaan perjalanan juga telah menghentikan promosi Brunei sebagai tujuan wisata.

Penulis :
Noor Pratiwi