HOME  ⁄  Lifestyle

Ternyata Kumur Dengan PVP-I Efektif 99,9% Basmi Covid-19

Oleh Tim Pantau.com
SHARE   :

Ternyata Kumur Dengan PVP-I Efektif 99,9% Basmi Covid-19

Pantau.com - WHO merekomendasikan penggunaan obat kumur antiseptik yang mengandung povidone iodine (PVP-I) selama 20 detik sebelum melakukan perawatan oral karena dapat mengurangi virus di area mulut, termasuk virus Covid-19.

Lalu, seberapa efektifkah povidone iodine dalam menekan risiko penularan COVID-19?

Peneliti Temukan Povidone Iodine 99,9% Efektif Basmi Virus Covid-19 secara In Vitro.

Pada Juli 2020, peneliti di Duke-NUS mempublikasikan hasil penelitian yang dilakukan secara in vitro, atau penelitian yang dilakukan di laboratorium, di luar tubuh makhluk hidup.

Hasilnya adalah PVP-I terbukti dapat mengurangi aktivitas virusidal virus Covid-19 sebesar 99,99% dalam 30 detik setelah pemberian.

Sediaan PVP-I yang digunakan pada penelitian in vitro ini berupa solusi antiseptik 10%, semprot tenggorokan 0,45%, pembersih kulit 7,5%, obat kumur 1% dan 0,5%.

Para peneliti membuat kesimpulan bahwa PVP-I sebaiknya, dijadikan sebagai pelengkap tambahan alat pengaman diri atau protokol kesehatan. Karena menunjukan dapat membantu mengurangi penularan dan penyebaran COVID-19.

Bahkan berdasarkan studi terbaru berdasar Open-Label Randomized Trial skala besar Singapura: Povidone Iodine berpotensi kurangi risiko penularan virus Covid-19.

Dan, Uji klinis terbaru pada manusia, ‘Dorm Trial’, juga ingin membuktikan apakah povidone iodine efektif dalam mencegah penularan virus Covid-19 dengan menggunakan metode penelitian acak tanpa samar (open-label randomised trial).

Penggunaan PVP-I yang dilakukan, yaitu semprot tenggorokan atau throat spray 0,45%.

Penelitian dilakukan selama 42 hari, dengan perkiraan pemberian dosis PVP-I tiga kali sehari (270 mcg per hari). Peneliti tersebut melibatkan 735 subjek penelitian dibandingkan dengan kelompok kontrol 619 subjek yang hanya diberikan vitamin C 500 mg.

Hasilnya menunjukan, intervensi povidone iodine dapat menurunkan risiko penularan virus Covid-19 sebesar 24% (absolute risk reduction) dibandingkan hanya diberikan vitamin C saja.

Walaupun hasilnya baik, penelitian ini memiliki keterbatasan. Seperti, saat membuktikan seseorang tertular COVID-19, hanya sekitar 10% subjek yang melakukan tes PCR (gold standard). Sisanya, dibuktikan dengan pemeriksaan antibodi SARS-CoV-2 di darah, dan tidak diukurnya tingkat kepatuhan protokol kesehatan.

Selain itu, subjek penelitian berusia muda rata-rata sekitar 32 tahun, dan hanya sedikit sekitar ≤ 0,5% subjek yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Hal tersebut membuat pembaca perlu berhati-hati dalam menggeneralisasi hasil studi ini ke populasi secara menyeluruh.

Penulis :
Tim Pantau.com