HOME  ⁄  Lifestyle

Apple Kurangi Produksi IPhone dan Airpods Gara-gara Perang Ukraina

Oleh St Fatiha Sakinah Ramadhani
SHARE   :

Apple Kurangi Produksi IPhone dan Airpods Gara-gara Perang Ukraina

Pantau.com - Apple berencana untuk mengurangi produksi iPhone SE sekitar 20% pada kuartal berikutnya. Ini merupakan salah satu pertanda bahwa perang Ukraina dan inflasi yang menjulang telah mulai mengurangi tingkat permintaan elektronik konsumen, sumber  menjelaskan masalah tersebut kepada Nikkei Asia, Senin 28 Maret 2022.

Apple meluncurkan iPhone SE sebagai ponsel 5G terjangkau pertamanya kurang dari tiga minggu lalu, tetapi Apple mengumumkan kepada pemasok, bahwa mereka berencana untuk menurunkan pesanan produksi sekitar 2 hingga 3 juta unit untuk kuartal tersebut karena permintaan yang lebih lemah dari perkiraan, kata empat orang kepada Nikkei Asia.

Perusahaan raksasa teknologi Amerika Serikat ini juga mengurangi pesanan untuk earphone AirPods lebih dari 10 juta unit secara keseluruhan di tahun 2022, karena perusahaan memperkirakan tingkat permintaan hanya mencapai level standar dan ingin mengurangi tingkat persediaan.

Apple telah mengirimkan sekitar 76,8 juta unit AirPods pada tahun 2021, menurut data Counterpoint Research, tetapi orang-orang yang mengetahui situasi tersebut mengatakan pengiriman keseluruhan untuk tahun 2022 kemungkinan akan mengalami penurunan.

Apple juga meminta pemasok untuk memproduksi beberapa juta unit lebih sedikit dari seluruh jajaran iPhone 13 dari yang direncanakan sebelumnya, tetapi mengatakan penyesuaian ini didasarkan pada permintaan musiman.

Langkah- dari penyedia chip dan komponen paling kuat di dunia ini menggarisbawahi tekanan yang meningkat pada industri teknologi setelah dimulainya perang Rusia-Ukraina, yang telah memperparah tingkat kekurangan chip selama bertahun-tahun yang telah melanda serangkaian industri mulai dari smartphone hingga PC hingga mobil.

Banyak pemerintah, dari Amerika Serikat, Uni Eropa hingga Jepang, Korea Selatan dan Taiwan, telah memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Selain itu rantai pasokan telah diguncang oleh gejolak di pasar minyak, energi, dan bahan mentah. Risiko inflasi yang menjulang semakin menambah biaya hidup masyarakat dan menciptakan kekhawatiran atas tingkat permintaan produk elektronik konsumen.

Apple menghentikan penjualan produksinya di Rusia segera setelah pecahnya perang Ukraina yang tak terduga. Raksasa teknologi yang berbasis di Cupertino, California ini merupakan pembuat smartphone No. 3 di Rusia, di mana penjualan sekitar 5 juta iPhone memberinya pangsa pasar 16% tahun lalu, menurut data IDC. Apple juga merupakan perusahaan pembuat PC No. 5 di pasar Rusia.

Tidak mengherankan jika Aplle telah menjadi konservatif untuk kuartal Juni, seorang eksekutif di pemasok Apple mengatakan kepada Nikkei Asia. "Perang telah mempengaruhi pengeluaran di pasar Eropa.Dapat dimengerti [konsumen akan] menghemat uang untuk makanan dan pemanas."

Langkah Apple, perusahaan yang memimpin dalam industri elektronik konsumen, untuk menurunkan volume produksinya untuk iPhone yang baru diperkenalkan, dapat memicu efek berantai pada pembuat elektronik konsumen lainnya untuk memangkas pesanan produksi dan mencerna persediaan mereka di tengah pasar yang tidak pasti.

Beberapa lembaga global telah menurunkan angka perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun ini. Dana Moneter Internasional akan memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global untuk 2022 pada April karena gejolak Ukraina dan penurunan risiko di sejumlah negara. IMF terakhir memperkirakan hanya 4,4% jumlah pertumbuhan ekonomi global tahun ini. China, negara ekonomi terbesar kedua di dunia, juga menetapkan target pertumbuhan hingga 5,5% tahun ini, yang paling rendah selama 30 tahun terakhir.

Brady Wang, seorang analis teknologi di Counterpoint Research, mengatakan pasar smartphone secara keseluruhan telah melihat tingkat persediaan yang terlalu tinggi dan pada akhirnya akan mengalami perubahan dalam produksi.

"Kami melihat permintaan akhir untuk smartphone di China cukup lemah. Selain itu, perang Rusia-Ukraina kemungkinan akan memiliki efek yang sangat besar ke seluruh pasar Eropa dan pada permintaan konsumen," kata Wang kepada Nikkei Asia. Counterpoint telah merevisi pandangannya untuk pasar smartphone untuk 2022 menjadi sekitar 5% dari pertumbuhan, dengan mengatakan perang Ukraina yang sedang berlangsung dapat membawa ketidakpastian.

Apple sendiri menolak berkomentar untuk kasus ini, melansir Nikkei Asia, Senin 28 Maret 2022, waktu setempat.

Baca juga: Roman Abramovich dan Dua Negosiator Ukraina Diracun?

Penulis :
St Fatiha Sakinah Ramadhani