
Pantau.com - Penyakit cacar monyet atau monkeypox baru-baru ini kembali menjadi isu yang hangat diperbincangkan setelah menyebar di negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Kanada hingga Australia.
Pihak berwenang Australia telah mengidentifikasi kemungkinan kasus cacar monyet pada seorang pria yang baru saja kembali dari Eropa, Jumat (20/5/2022).
Kanada telah mengonfirmasi dua kasus pertama infeksi virus cacar monyet di negara itu setelah otoritas di Provinsi Quebec mengatakan mereka tengah menginvestigasi 17 kasus yang dicurigai.
Sejumlah negara termasuk Portugal dan Spanyol telah melaporkan kasus cacar monyet dalam beberapa minggu terakhir, dengan kasus Amerika Serikat yang diidentifikasi pejabat Kesehatan Publik Massachussets pada (18/5) pada seorang pria yang baru-baru ini melakukan perjalanan ke Provinsi Quebec di Kanada, melansir dari Reuters, Jumat (20/5).
Sebelumnya di tahun 2019, penyakit ini muncul di Singapura dan dikhawatirkan dapat menyebar ke Indonesia. Penyebaran pada tahun 2019 ini memicu sejumlah bandara dan pelabuhan di Indonesia, khususnya yang sering menjadi tempat keluar masuk akses menuju Singapura pun sempat dipasangi pemindai suhu tubuh untuk mengantisipasi penularan virus cacar monyet.
Lantas apa itu cacar monyet? Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus MPXV (Monkeypox Virus).
Cacar monyet, yang sebagian besar terjadi di Afrika Barat dan Tengah, adalah infeksi virus langka mirip dengan cacar manusia, kendati lebih ringan.
Kasus itu pertama kali dilaporkan di Republik Demokratik Kongo pada 1970-an. Jumlah kasus di Afrika Barat sudah meningkat pada dekade terakhir.
Penyebab penyakit ini disebut ditularkan oleh monyet, tupai Afrika, tikus dan kelinci.
Adapun gejala cacar monyet antara lain:
Ciri-ciri cacar monyet dapat muncul dalam kurun waktu lima hingga 21 hari. Penularan virus ini juga bisa terjadi dari manusia ke manusia melalui kontak langsung, percikan ludah saat batuk atau bersin, dan melalui cairan tubuh lainnya.
Pengobatan dan pengendalian wabah ini dapat dilakukan dengan mendapatkan vaksin cacar, cidofovir, ST-246 dan vaccinia imun globulin (VIG).
Pihak berwenang Australia telah mengidentifikasi kemungkinan kasus cacar monyet pada seorang pria yang baru saja kembali dari Eropa, Jumat (20/5/2022).
Kanada telah mengonfirmasi dua kasus pertama infeksi virus cacar monyet di negara itu setelah otoritas di Provinsi Quebec mengatakan mereka tengah menginvestigasi 17 kasus yang dicurigai.
Sejumlah negara termasuk Portugal dan Spanyol telah melaporkan kasus cacar monyet dalam beberapa minggu terakhir, dengan kasus Amerika Serikat yang diidentifikasi pejabat Kesehatan Publik Massachussets pada (18/5) pada seorang pria yang baru-baru ini melakukan perjalanan ke Provinsi Quebec di Kanada, melansir dari Reuters, Jumat (20/5).
Sebelumnya di tahun 2019, penyakit ini muncul di Singapura dan dikhawatirkan dapat menyebar ke Indonesia. Penyebaran pada tahun 2019 ini memicu sejumlah bandara dan pelabuhan di Indonesia, khususnya yang sering menjadi tempat keluar masuk akses menuju Singapura pun sempat dipasangi pemindai suhu tubuh untuk mengantisipasi penularan virus cacar monyet.
Lantas apa itu cacar monyet? Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus MPXV (Monkeypox Virus).
Cacar monyet, yang sebagian besar terjadi di Afrika Barat dan Tengah, adalah infeksi virus langka mirip dengan cacar manusia, kendati lebih ringan.
Kasus itu pertama kali dilaporkan di Republik Demokratik Kongo pada 1970-an. Jumlah kasus di Afrika Barat sudah meningkat pada dekade terakhir.
Penyebab penyakit ini disebut ditularkan oleh monyet, tupai Afrika, tikus dan kelinci.
Adapun gejala cacar monyet antara lain:
- Demam
- Sakit Kepala
- Ruam di tubuh
- Kelenjar getah bening membengkak
- Sakit punggung
- Nyeri otot
Ciri-ciri cacar monyet dapat muncul dalam kurun waktu lima hingga 21 hari. Penularan virus ini juga bisa terjadi dari manusia ke manusia melalui kontak langsung, percikan ludah saat batuk atau bersin, dan melalui cairan tubuh lainnya.
Pengobatan dan pengendalian wabah ini dapat dilakukan dengan mendapatkan vaksin cacar, cidofovir, ST-246 dan vaccinia imun globulin (VIG).
- Penulis :
- St Fatiha Sakinah Ramadhani