Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Remaja Sebaiknya Tidak Menikah Dini, Yuk Kenali 5 Konsep Berikut

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Remaja Sebaiknya Tidak Menikah Dini, Yuk Kenali 5 Konsep Berikut
Foto: Ilustrasi (Freepik)

Pantau - Psikolog klinis anak dan remaja, Reti Oktania M.Psi., menyatakan bahwa remaja tidak disarankan untuk menikah di usia dini karena mereka perlu memahami 5 konsep diri terlebih dahulu, mulai dari kompetensi akademik hingga perilaku, yang akan menjadi bekal mereka saat memasuki fase dewasa.

"Kenapa remaja tidak dianjurkan menikah? Karena di usia tersebut, tugas mereka adalah membangun konsep diri yang positif," ungkap Reti sebagaimana dikutip dari ANTARA.

Lulusan Universitas Indonesia ini menambahkan bahwa remaja perlu memahami di mana letak kompetensi mereka, sehingga penting bagi mereka untuk mengenal dan mengembangkan lima konsep diri.

Kelima konsep diri tersebut meliputi:

  • Kompetensi akademik
  • Penerimaan sosial
  • Kemampuan atletik 
  • Penampilan diri 
  • Perilaku 
Baca juga: Studi: Terlambat Menikah Justru Lebih Bahagia

Semuanya penting untuk membantu mereka dalam menghadapi tantangan dan tanggung jawab yang lebih besar di masa dewasa, baik dalam kehidupan pribadi, hubungan sosial, maupun karier, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang mandiri, percaya diri, dan mampu membuat keputusan yang bijak serta bertanggung jawab.

"Saat remaja telah dewasa, mereka siap bertanggung jawab atas keputusan, termasuk pernikahan, karena sudah mengembangkan lima konsep diri sebelumnya," lanjutnya.

Namun, remaja yang menikah terlalu dini sering kali belum sepenuhnya mengenali konsep diri mereka, yang berdampak saat mereka menjadi orang tua.

"Otak depan manusia baru matang di usia 24 atau 25 tahun. Otak ini berperan dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, itulah mengapa banyak orang tua yang tidak siap, tetapi sudah memiliki anak, salah satunya karena menikah dini," jelas Reti, yang juga anggota Ikatan Konselor Menyusui Indonesia.

"Jika mereka menikah di usia dini, mereka kehilangan kesempatan untuk bermain, berolahraga, atau bersosialisasi dengan teman sebaya karena langsung dibebani tanggung jawab menikah," tambahnya.

Baca juga: Populasi Menurun, 4 dari 5 Orang Korea Berusia 30-34 tahun Belum Menikah

Menurut Reti, ada dua faktor utama yang menyebabkan pernikahan dini pada remaja, yaitu masalah ekonomi dan kurangnya akses pendidikan. Di Indonesia, kasus pernikahan dini masih marak terjadi, terutama di daerah terpencil, karena dua masalah tersebut.

Karena itu, Reti menekankan pentingnya peran berbagai pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga orang tua, dalam memutus rantai pernikahan dini dengan menyediakan akses pendidikan dan informasi yang memadai bagi remaja.

"Pendidikan seksual dan kesiapan mental untuk menikah juga perlu disampaikan dengan jelas. Pemerintah perlu memperhatikan kesejahteraan ekonomi, pemerataan pendidikan, dan akses informasi agar pernikahan dini bisa dihentikan," tambah pendiri The Little Wisdom itu.

Reti juga mengingatkan remaja Indonesia untuk mengembangkan potensi diri mereka tanpa terburu-buru menikah, sehingga dapat mencapai masa depan yang lebih baik dan mencintai diri sendiri.

"Untuk remaja yang saya sayangi, kalian dilahirkan dengan makna. Sebelum dewasa, mari kita bersama mencari identitas diri kita, apa arti kehadiran kita di dunia, melalui pendidikan, sosialisasi, dan menjaga diri agar bisa lebih mencintai diri sendiri serta berbuat baik kepada sesama," tutupnya.

Sumber: ANTARA

Penulis :
Latisha Asharani