Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Gaya Hidup Mewah vs Menabung: Pilih Mana untuk Masa Depan?

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Gaya Hidup Mewah vs Menabung: Pilih Mana untuk Masa Depan?
Foto: Ilustrasi menabung. (Getty Images)

Pantau - Di zaman sekarang, banyak dari kita, terutama Gen Z dan milenial, merasa bingung antara menabung untuk masa depan atau menikmati hidup karena prinsip "hidup cuma sekali" (YOLO—You Only Live Once).

Kita dihadapkan pada tekanan untuk mempersiapkan masa depan finansial, tetapi juga merasa dorongan untuk bersenang-senang saat ini.

1. Tekanan Sosial dan Budaya YOLO

Budaya "hidup cuma sekali" semakin kuat berkat media sosial dan gaya hidup konsumerisme. Setiap hari, kita melihat unggahan tentang liburan mahal, gadget terbaru, dan gaya hidup mewah.

Ini membuat banyak orang merasa harus mengikuti tren dan tidak mau ketinggalan (FOMO) momen seru. Rasa takut ketinggalan ini membuat orang berpikir, "Kalau tidak nikmati hidup sekarang, kapan lagi?"

BACA JUGA: 5 Tips Menghindari Gaya Hidup Sedentari untuk Kaum Rebahan

2. Ketidakpastian Masa Depan

Generasi kita hidup di dunia yang penuh ketidakpastian—mulai dari krisis ekonomi hingga perubahan iklim.

Situasi ini membuat banyak orang berpikir bahwa menunda kesenangan demi menabung bisa jadi sia-sia. Pikiran bahwa hidup ini singkat dan tak terduga mendorong keinginan untuk menikmati momen sekarang.

3. Tekanan Menabung dan Investasi

Di sisi lain, kesadaran akan pentingnya menabung dan berinvestasi semakin meningkat. Banyak yang merasa perlu menyiapkan dana untuk masa depan, seperti pensiun atau biaya pendidikan.

BACA JUGA: Gaya Hidup Sehat Bisa Perpanjang Harapan Hidup Hingga 14 Tahun

Media sosial pun sering membahas investasi, dari saham hingga cryptocurrency, membuat kita merasa tertekan untuk mempersiapkan keuangan sejak dini.

4. Psikologi di Balik Dilema

Dilema ini menimbulkan tekanan mental. Di satu sisi, kita merasa bersalah menghabiskan uang untuk hal-hal "tidak penting," tetapi di sisi lain, fokus berlebihan pada menabung bisa membuat hidup terasa hampa.

Ini menciptakan konflik antara kebutuhan rasional (menabung) dan keinginan emosional (menikmati hidup).

5. Generasi Sandwich

Istilah "generasi sandwich" menggambarkan mereka yang terjebak antara kewajiban membantu orang tua dan membiayai anak-anak.

Mereka merasa harus menabung untuk diri sendiri sambil memikul tanggung jawab finansial terhadap keluarga, menjadikan momen untuk bersenang-senang terasa seperti kemewahan.

BACA JUGA: Dukung Gaya Hidup Sehat, Samsung Rilis Galaxy Watch7

6. Solusi: Mencari Keseimbangan

Penting untuk menemukan keseimbangan antara menabung dan menikmati hidup. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa diterapkan:

  • Budgeting Bijak: Buat anggaran yang seimbang. Sisihkan dana untuk menabung, tetapi jangan lupa alokasikan sebagian untuk hiburan dan pengalaman berharga.
  • Investasi untuk Jangka Panjang: Mulailah berinvestasi, sehingga Anda bisa mencapai tujuan finansial tanpa harus mengorbankan kesenangan saat ini.
  • Tetapkan Prioritas: Kenali apa yang benar-benar penting bagi Anda—apakah pengalaman berharga atau barang mewah? Dengan memahami apa yang membuat Anda bahagia, keputusan finansial akan lebih mudah.


BACA JUGA: Simak! Ini 8 Perubahan Gaya Hidup untuk Turunkan Kolesterol

  • Batasi Pengaruh Media Sosial: Kurangi melihat konten yang memicu FOMO. Fokuslah pada kebutuhan dan kebahagiaan diri sendiri, bukan pada pencapaian orang lain.
  • Nikmati Hidup dengan Sederhana: Kebahagiaan tidak selalu berasal dari hal-hal mahal. Kesederhanaan, seperti jalan-jalan di taman atau berkumpul dengan teman, bisa lebih bermakna.
     

Dengan pendekatan ini, Anda bisa menemukan keseimbangan antara menabung dan menikmati hidup, sambil tetap mempersiapkan masa depan yang lebih baik.

Penulis :
Khalied Malvino