
Pantau.com - Pernah mendengar istilah 'otak kosong' yang sering dikatakan sebagai ungkapan kekesalan yang berarti 'bodoh'. Banyak yang tidak tau fenomena tersebut benar ada dan nyata dalam dunia medis.
Baca juga: Ini Tanda Anak Kekurangan Asupan Makanan Bergizi
Dijelaskan Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bandung (IPB), Prof.Dr.Ir. Ali Khomsan, MS, fenomena ini terjadi lantaran adanya kekurangan gizi yang kronis hingga menggerogoti perkembangan otak.
"Otak kosong bisa terjadi karena gizi kurang yang kronis. Kalau enggak doyan makan awal-awal mengurangi berat badannya, selanjutnya kalau berlangsung terus menerus tinggi badannya tidak berkembang, lama-lama otaknya yang kosong," ujar Prof Ali dalam acara peluncuran Koko Olimpiade 2019 di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (22/1/2019).
Bahayanya jika semakin banyak masyarakat Indonesia alami 'otak kosong', maka ia akan jadi beban pembangunan dan demografi berkebutuhan khusus serta peningkatan kemiskinan. Sebaliknya jika otak bergizi dan sempurna ia akan jadi bonus demografi dalam pembangunan.
Di usia dua tahun pertama jadi waktu terpenting perkembangan otak, semakin ruwet atau rumit isi otak akan semakin baik, artinya saraf berfikir bersinar dan bekerja dengan baik.
"Dua tahun the points of neuron, otak anak usia dua tahun itu sudha 90 persen seperti orang dewasa," tuturnya.
Karenanya aneka makanan dan zat gizi sangat diperlukan untuk perkembangan otak. Vitamin B salah satunya yang sangat dibutuhkan perkembangan saraf. Sumber kaya vitamin B diantaranya makanan mengandung zinc dan omega-3.
Baca juga: Pakar Gizi: Diet Ketogenik Tak Sehat, Kamu Jangan Coba-coba!
"Pertumbuhan otak sangat cepat terutama 2 tahun pertama. Kalau anak sampai kurang gizi, prestasinya akan buruk, ini terbilang terlambat (tumbuh kembangnya)," tutupnya.
- Penulis :
- Gilang