HOME  ⁄  Lifestyle

Hati-hati Kesalahan Memilih Menu Sarapan Bisa Picu Diabetes

Oleh Gilang
SHARE   :

Hati-hati Kesalahan Memilih Menu Sarapan Bisa Picu Diabetes

Pantau.com - Masih banyak disekitar kita khususnya masyarakat di pedesaan yang sarapannya hanya memakan aneka rebus-rebusan seperti singkong, jagung, kentang, atau bahkan ubi yang ditemani oleh segelas teh manis.

Baca juga: Sudah Minum Obat, Masih Perlukah Kontrol Gula Darah?

Sayangnya, kebiasaan itu ternyata tidak dipandang baik oleh medis, karena tidak memenuhi gizi seimbang, selayaknya asupan yang tepat untuk memulai aktivitas yang pastinya membutuhkan banyak energi.

"Lagi-lagi ini karbohidrat dan gula semua, maka ini bukan sarapan yang baik," ujar Ahli Gizi Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes dalam acara 101 Nestum Healthy Bowls, di Hotel Ritz Carlton, Kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (29/1/2019).

Seharusnya, kata Dr. Rita karbohidrat itu harus diimbangi dengan aneka protein, mineral, dan vitamin. Salah satunya dengan ditambahkan susu, buah seperti pisang, atau bahkan keju yang bisa dipadukan dengan jagung.

"Nah kalau orang desa itu dia suka makan nasi, karena dia akan bekerja bertani. Bisa saja, nasi satu butir telur rebus misalnya, terus kemudian bening bayam, itu kan praktis-praktis sebenarnya. Atau makanan sayurnya itu dari lalapan, nanti sambalnya itu tinggal diulek sama minyak, itu juga udah bagus," jelasnya.

Sayangnya masih banyak orang desa yang belum paham akan hal itu, dan kebiasaan makan sarapan itu berlangsung lama. Sehingga inilah salah satu penyebab Indonesia berada diurutan keempat dengan negara pemilik penyakit tidak menular, seperti diabetes.

Baca juga: Bukan Diabetes yang Sebabkan Kematian, Tapi Penyakit Ini

"Sekarang diabetes sudah terjadi pada anak 15 tahun. Penyakit tidak menular yang juga begitu pada anak-anak terjadi, lalu kita lihat anak-anak stunting, yang tumbuhnya pendek, kemudian kecerdasannya menurun, anak-anak yang kurang gizi, obesitas semua ada di kita," imbuhnya.

"Ini kenapa karena ini pemenuhan kebutuhan gizi yang tidak seimbang, dalam kurun waktu yang lama, jadi terjadinya penyakit dan masalah," tutupnya.

Penulis :
Gilang