
Pantau.com - Memiliki rumah pastinya menjadi impian bagi siapapun yang maish ngekost atau ngontrak, khususnya generasi milenial. Namun, meski membeli rumah bisa dengan cara kredit, tetapi masih banyak orang yang belum mampu membelinya.
Baca juga: 5 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Menginap di Hotel Kapsul
Tapi pada dasarnya, ketidak mampuan membeli rumah bukan serta merta faktor dari kurangnya penghasilan saja. Gaya hidup kaum milenial yang lebih mementingkan keinginan daripada kebutuhan menjadi penyebab utamanya sulit memiliki rumah sendiri.
Sudah saatnya bagi kamu kaum milenial untuk lebih berpikir jernih lagi mengenai pengeluaran. Mulailah dengan memprioritaskan kebutuhan dan menyampingkan keinginan yang dirasa tidak terlalu penting.
Berikut ini adalah tiga kesalahan yang biasanya dilakukan kaum milenial dalam mengelola keuangan sehingga membeli rumah bagaikan sebuah mimpi yang sulit digapai.
Tak punya dana pensiun
Kaum milenial cenderung tidak mengalokasikan cukup uang untuk masa depan. Pensiun kerap dianggap sebagai fase yang masih sangat jauh untuk dipikirkan sejak dini. Padahal seharusnya waktu yang cukup panjang itu dimanfaatkan untuk menabung atau mempersiapkan dana pensiun.
Selain itu, menyiapkan dana pensiun sejak dini, maka nilai investasi dari dana pensiun akan lebih besar ketimbang terus menunda untuk melakukan investasi.
Tidak menganggap proteksi sebagai tindakan penting
Proteksi memang dibutuhkan untuk hal-hal yang tak terduga seperti sakit, kecelakaan bahkan meninggal. Sayangnya kaum milenial sering mengabaikan hal itu dan cenderung melupakannya.
Padahal ketika masalah tak terduga itu terjadi bisa berdampak pada kondisi finansial kamu. Dana yang sudah terkumpul dalam aset investasi akhirnya lenyap dengan sekejap.
Menganggap aset tidak terlalu penting
Kaum milenial kebanyakan lebih memilih mengeluarkan sejumlah uang hanya demi pengalaman semisal liburan, nonton konser, atau makan-makan, dibandingkan untuk membeli aset semisal rumah.
Baca juga: Tips Memilih Destinasi Liburan Bersama Anak
Masih banyak yang memikirkan gaya atau kepuasan daripada masa depan. Untuk urusan gaya atau kepuasan bahkan kaum milenial (meski tidak semua) rela mengeluarkan budget yang cukup besar.
- Penulis :
- Gilang