Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Tak Disangka, Ternyata Ada Bahaya Mengintai Tidur Bersama Anak

Oleh Rifeni
SHARE   :

Tak Disangka, Ternyata Ada Bahaya Mengintai Tidur Bersama Anak

Pantau.com - Tidur bersama anak adalah hal yang umum terjadi di Indonesia. Hal ini kerap dilakukan karena sebagian besar orangtua merasa lebih aman ketika buah hatinya berada dalam pengawasan yang dekat.

Tapi ternyata, ini tidak baik untuk anak dan orangtua loh. Menurut penelitian di Penn State, ditemukan bahwa seorang ibu yang tidur bersama bayi cenderung lebih tertekan karena khawatir tentang kenyenyakan tidur si bayi.

Pada saat yang sama, praktik ini sangat ditentang di Amerika Serikat. Salah satu alasan utamanya adalah kekhawatiran terjadinya sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS) atau kematiakn pada anak kurang dari satu tahun yang tidak dapat dijelaskan.

"Biasanya, karena banyak negara Barat suhunya dingin, mereka menggunakan selimut tebal. Dan jika bayi Anda yang baru lahir tidur bersama, ada risiko anak terperangkap dalam selimut dan mati lemas karena tidak dapat memindahkan selimut tebal itu," ujar Dr. Debmita Dutta, Konsultan dan Pendiri Pengasuhan Anak, What Parentes Ask diwartakan Indian Express, Rabu (30/1/2019).

Baca juga: Bagaimana Caranya Seorang Ayah Bisa Dekat dengan Anaknya?

Meski di Indonesia sebagian wilayahnya tropis dan jarang menggunakan selimut tebal, namun beberapa daerah terdapat udara dan cuaca yang dingin, khususnya di musim hujan.

Tidak hanya itu, risiko lainnya yang terjadi ialah kemungkinan orangtua menggulingkan badannya ke arah si bayi yang baru lahir, sedangkan si bayi tak memiliki daya untuk komunikasi atau mengangkat tubuh orang dewasa.

"Untuk bayi yang berusi kurang dari empat bulan dan belum mampu menggerakan leher, tidur bersama adalah hal yang paling berbahaya. Tapi setelah si bayi mampu menggulingkan badan, itu akan jauh lebih aman," jelasnya.

Baca juga: Orangtua Harus Tahu Mainan yang Tepat untuk Anak Balita

Sedangkan untuk orangtua, tidur bersama bayi juga memengaruhi kehidupan suami-istri. Sebagaimana penelitian yang dilakukan situs parenting Born Smart, Mumbai, Bangalore, Chennai, Jaipur, dan Pune pada 2015. Sebanyak 75 persen pasangan yang tidur bersama bayi mengganggu keintiman di antara mereka. 

Diakui memang pada awal-awal bayi membutuhkan orangtuanya untuk tidur dan menyusui. Jadi, disarankan agar bayi memiliki tempat tidur ganda atau adanya pelindung atau pembatas antara ibu dan si bayi. Tentu ini sangat membantu saat ibu harus memberikan ASI di malam hari.

Hingga enam bulan pertama anak dapat tidur dengan orangtua dengan syarat yang dijalankan sebelumnya. Akan tetapi, semakin besar ia harus tidur di tempat tersendiri.

"Jika anak-anak tidak ditempatkan tidur terpisah di usia yang tepat, itu akan menyulitkan ketika ia bertambah usia. Pada saat anak itu berusia tujuh hingga delapan bulan, ia harus dipindahkan di tempat tidur kamar yang sama karena harus bangun di tengah malam mengganti popok," jelasnya.

Membuat anak langsung tidur terpisah juga akan menimbulkan kecemasan, karenanya perlahan dipelajari dengan tempat tidur terpisah, walau masih dengan satu kamar.

Penulis :
Rifeni