HOME  ⁄  Lifestyle

Sejarah Panjang Operasi Mata Katarak dari Zaman ke Zaman

Oleh Rifeni
SHARE   :

Sejarah Panjang Operasi Mata Katarak dari Zaman ke Zaman

Pantau.com - Jumlah penderita mata katarak atau rabun yang disebabkan buramnya lensa mata memang masih memprihatinkan. Indonesia sendiri berada di urutan kedua di dunia dan pertama di Asia.

Pemerintah dan berbagai stakeholder tengah berusaha keras menekan angka itu, termasuk mendukung Rumah Sakit Mata Jakarta Eye Center (JEC) untuk terus meningkatkan teknologinya. Termutakhir, operasi pembersihan mata katarak dengan teknologi laser atau FLACS (Femtosecond Laser Assisted Cataract Surgery).

Bagaimana Sih Sejarah Operasi Mata Katarak?

Tapi bagaimana sih sebenarnya perjalanan dan perkembangan pengobatan mata katarak di Indonesia. Menurut Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K), Kepala Refraktif RS Mata JEC (Jakarta Eye Center), kasus tersebut kini sudah jauh berkembang pesat.

1. Operasi katarak manual

Dr. Budi bercerita bagaimana dulunya operasi mata katarak dilakukan secara manual dengan membuat luka amat lebar yang hampir sepertiga mata. Jika tidak terbuka lebar, katarak sulit dihilangkan.

"Jadi katarak itu harus matang. Zaman dulu tebalnya katarak itu menandakan sudah matang. Makin tebal, makin keras," ujar Dr. Budi beberapa waktu lalu di RS Mata JEC Menteng, Jakarta Pusat.

Tapi sayang, karena tebalnya katarak itulah yang malah menjadi bumerang bagi penyembuhan. Karena semakin tebal, maka risiko pada tindakan operasi akan semakin besar.

"Dengan lukanya lebar sesudah operasi kita jahitkan lima hingga tujuh jahitan, karena  luka lebar penyembuhannya lebih lama," tuturnya.

Lagi-lagi, semakin lebar luka, maka potensi infeksi juga makin tinggi. Belum lagi mata yang tidak bisa langsung melihat, dan harus ditutup perban selama tiga hari.

2. Teknologi operasi katarak Ultrason

Kemudian, kata Dr. Budi, pada 1997 teknologi mulai berkembang dan lahirlah metode operasi dengan mesin. Meski faktor risikonya masih besar, namun prosesnya jauh lebih cepat. Mesin itu dinamakan Ultrason atau menggunakan suara.

"Ultrason itu pakai mesin, manual. Biusnya disuntik, operasi pakai mesin. Biusnya tetap bekas lukanya dua milimeter, dibukanya (membuat luka di mata) pakai blade (pisau), (luka) sebesar 2,2 milimeter," imbuhnya.

Baca juga: 3 Cara Mecegah Mata Katarak Menurut Dr. Setiyo Budi Riyanto

"Setelah itu, kataraknya dibuka, diiris, dan dibuang. (Lalu) dipasang lensa lipatnya. Itu tidak perlu jahit," lanjutnya.

Sayangnya, metode ini memiliki kelemahan, yakni dapat memberikan efek panas saat proses penghancuran katarak. Akibatnya, berpotensi membuat mata bengkak dan pandangan jadi lebih buram. Jika sudah seperti itu, proses penyembuhan juga cukup lama.

Pada teknologi ini, energi yang dibutuhkan mesin juga jauh lebih besar karena katarak yang matang cukup tebal.

3. Metode laser di operasi katarak

Metode laser FLACS (Femtosecond Laser Assisted Cataract Surgery) memang sudah ada dan dipraktikkan di dunia sejak 2007 silam. Namun, JEC baru berani membeli serta membawanya masuk ke Indonesia pada 2012. Hal ini untuk melihat bagaimana respon dan hasil masyarakat dunia yang memakainya.

Alat ini pertama kali dibeli JEC untuk cabang rumah sakitnya yang di Kedoya. Setelah dilihat cukup baik dan positif, barulah JEC pada 2019 membelinya untuk JEC cabang Menteng.

Baca juga: Satu-satunya di Indonesia, Metode FLACS Sembuhkan Mata Katarak dengan Teknologi Laser

Berbeda jauh dengan kedua metode sebelumnya, metode ini jauh lebih efektif dan efisien, baik dari segi waktu penyembuhan dan faktor risiko yang dialami pasien.

Waktu pengerjaannya sendiri hanya berkisar 15 hingga 20 menit. Setelah pengerjaan, pasien langsung dapat melihat tanpa perban. Hanya saja, pasien harus beristirahat selama dua hingga tiga jam setelah operasi, serta tidak boleh terkena debu dan air selama tiga hari untuk mencegah infeksi.

Sama seperti metode Ultrason, proses pengerjaannya juga tanpa proses jahitan. Namun, dari sisi luka hanya sebesar 2,2 milimeter, dan akan direncanakan diperkecil hingga 1,8 milimeter. Proses pembukaan hingga penghancuran katarak seluruhnya menggunakan laser, setelah sebelumnya di-setting untuk memastikan ketepatan potongan laser pada mata.

Setelah dibersihkan, lensa yang telah hancur karena katarak itu digantikan dengan lensa buatan yang bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan jika si pasien mengalami masalah pengelihatan jarak jauh, dekat, atau sedang. Lensa itu dinamakan multivokal.

Adapun kisaran harganya antara Rp28 juta hingga Rp38 juta, menyesuaikan lensa buatan yang dimodifikasi nantinya, Tapi, lensa dibuat sebagai opsi dan tidak wajib untuk pasien.

Penulis :
Rifeni

Terpopuler