Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Pemanasan Global Berpotensi Mencairkan Seluruh Es di Bumi

Oleh Kontributor NPW
SHARE   :

Pemanasan Global Berpotensi Mencairkan Seluruh Es di Bumi

Pantau.com - Banyak ilmuan yang memberikan pernyataan terkait isu pemanasan global yang terjadi saat ini, mereka menyatakan jika suatu ketika lapisan es di bumi mencair maka ketinggian permukaan air laut dapat dipastikan naik hingga 64 meter.

Nikolai Osokin, pakar glaciologi pada Institut Geografi, Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, memperkirakan, kota-kota ditepi pantai kemudian tenggelam di bawah permukaan air, termasuk Belanda, yang sebagian besar wilayahnya notabene berada di bawah permukaan air laut.

Bagaimanapun juga, baik Belanda maupun seisi planet bumi yakin bahwa kehancuran yang luar biasa dapat terjadi setiap saat dalam beberapa ribu tahun mendatang.

"Institut kami telah mempersiapkan atlas yang menggambarkan tempat-tempat dengan sumber es dan salju di seluruh dunia, bahkan kami juga telah menyiapkan model peta dunia dengan tanpa lapisan es," katanya.

Baca Juga: Efek Perubahan Iklim, Peneliti: 90 Persen Penyu akan Terlahir Betina

Hal ini, bagaimanapun juga hanyalah sebuah model bukan ramalan. Akan tetapi, peringatan dari sebuah ramalan tetap saja ada jika pemanasan global yang telah terlihat pada akhir abad ke-20 ini berlanjut untuk beberapa dekade kedepan seiring banyak es di samudra Artik yang mencair.

Meskipun muncul pernyataan jika sekalipun es Artik harus mencair, maka ketinggian permukaan laut tidak akan berubah karena volume air yang dihasilkan oleh es yang mencair sama dengan volume air yang digantikan ketika es tersebut mengambang.

Namun permasalah yang terjadi saat ini berbeda dengan apa yang di perkirakan sebelumnya, pemanasan dapat memicu pencairan pulau sebesar satu benua es. Saat ini, lapisan es terbesar menutupi Antartika, dimana 90 persen es dunia berada di sana dan Greenland. Cairnya lapisan es ini dipastikan dapat membawa kehancuran bagi daratan di sekitarnya.

Tingkat suhu yang naik antara 3-6 derajat celcius dalam beberapa abad ke depan diyakini tidak mempunyai pengaruh yang signifikan bagi Antartika, dimana suhu rata-rata di sana kurang dari 40 derajat di bawah nol.

Proses yang terjadi pada lapisan permafrost bahkan lebih rumit lagi bila dibandingkan dengan proses yang terjadi pada es itu sendiri.

Musim dingin pada beberapa dekade terakhir sedikit tidak normal. Karena itu, lapisan permafrost yang tertutup es di wilayah Artik mulai berkurang dan mencair.

Di banyak tempat, tanah yang membeku dalamnya sekitar 500-800 meter. Bahkan jika perkiraan pemanasan tertinggi menjadi kenyataan dan suhu naik dengan 3-6 derajat, tidak lebih dari 20 meter tanah yang beku akan mencair.

Baca Juga: Daftar Negara Kepulauan Terkecil di Samudra Hindia

Masa pemanasan sebenarnya dapat terlihat, bahkan semakin dekat. Proses paling alami di bumi adalah sebuah siklus, dengan ritme yang pendek atau panjang. Tetapi, apapun yang terlihat, kenaikan suhu tidak dapat dihindari dan akan diikuti oleh penurunan, juga sebaliknya.

Pemanasan global yang terjadi sekarang mampu mengurangi lapisan es di berbagai belahan bumi, yang pada akhirnya akan membentuk semacam penyumbat panas bagi lapisan es yang lebih tipis. Sehingga es yang paling lunak sekalipun dapat membekukan tanah di bawahnya.

Penelitian tentang inti es yang dilakukan oleh stasiun Antartik Vostok milik Rusia menunjukkan bahwa ini adalah apa yang telah terjadi di bumi untuk paling sedikit 400.000 tahun.

Penulis :
Kontributor NPW