Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Bukan Hanya Turun Bedan Badan, Diet dengan Berpuasa Ada Banyak Manfaat Lho

Oleh Lilis Varwati
SHARE   :

Bukan Hanya Turun Bedan Badan, Diet dengan Berpuasa Ada Banyak Manfaat Lho

Pantau.com - Banyak orang melakukan diet untuk menurunkan berat badan. Namun ternyata bukan itu saja dampak diet terhadap tubuh.

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa dengan diet bisa membuat hidup lebih sehat dan panjang. Puasa intermiten atau yang biasanya berarti puasa selama 18 jam atau lebih sehari, dapat membantu orang menurunkan berat badan, hidup lebih lama dan melawan penyakit, kata ahli saraf Johns Hopkins Medicine dalam sebuah makalah baru.

Artikel tersebut diterbitkan di New England Journal of Medicine, artikel ulasan oleh profesor Mark Mattson, Ph.D., memberikan bukti bahwa taktik diet bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehat.

”Dan bahkan puasa membuat hidup lebih lama," tulis Mattson seperti dilansir dari New York Post.

Baca juga: 4 Diet yang Paling Populer di Sepanjang Tahun 2019

Mattson sendiri telah mempelajari puasa intermiten selama 25 tahun dan menjalani puasa tersebut selama 20 tahun. Ia menulis bahwa ada semakin banyak bukti bahwa taktik tersebut dapat memberikan peningkatan resistensi stres, peningkatan umur panjang dan penurunan insiden penyakit, termasuk kanker dan obesitas.

Dia menambahkan bahwa puasa dapat meningkatkan pengaturan gula darah dan memberikan efek penekanan yang lebih baik terhadap peradangan dan stres. Juga dapat bermanfaat bagi kesehatan otak.

Mattson mendefinisikan diet puasa intermiten sebagai makan setiap hari 6 hingga 8 jam, atau makan hanya satu kali dengan porsi sedang, selama dua hari dalam seminggu (disebut puasa 5: 2).

Dengan mengganti waktu puasa, Mattson menulis, penelitian telah menemukan bahwa adaptasi manusia purba terhadap kelangkaan makanan dipicu, dan sel-sel mulai mengubah lemak menjadi energi.

"Namun, para ilmuwan masih belum sepenuhnya memahami mekanisme spesifik peralihan metabolisme dan diet ini tidak untuk semua orang," tambahnya.

Baca juga: Berencana Diet? Nih Campuran Infused Water yang Oke Punya

"Kami berada pada titik transisi di mana kami dapat segera mempertimbangkan untuk menambahkan informasi tentang puasa intermiten ke kurikulum sekolah kedokteran di samping saran standar tentang diet sehat dan olahraga," katanya.

Menurut Mattson, orang yang menjalani puasa tersebut harus mengetahui bahwa merasa lapar dan mudah tersinggung pada masa awal, memang hal yang umum dan biasanya berlalu setelah dua minggu hingga sebulan karena tubuh dan otak menjadi terbiasa dengan kebiasaan baru.

Mattson berharap makalahnya akan memberikan wawasan yang lebih baik kepada dokter, yang dapat meneruskan panduan itu kepada pasien mereka.

Penulis :
Lilis Varwati