
Pantau - Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Santoso mengkritik pernyataan Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo yang menyebut gas air mata bukan penyebab korban tewas dalam Tragedi Kanjuruhan di Malang.
Menurut Santoso, pernyataan tersebut telah melukai hati masyarakat. Ia mendesak Kapolri, Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menegur Dedi karena pernyataannya.
"Kapolri harus menegur Kadiv Humas Polri yang mengeluarkan statement melukai perasaan masyarakat," kata Santoso di Jakarta, Selasa (11/10).
Menurut Santoso, pernyataan dari Kadiv Humas Polri seperti memberi pembenaran atas penggunaan gas air mata untuk membubarkan penonton.
"Publik saat ini tahu bahwa kematian itu diawali dari penembakan gas air mata ke arah penonton yang menimbulkan kepanikan," tegasnya.
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menyebut, gas air mata bukan penyebab jatuhnya korban jiwa dalam Tragedi Kanjuruhan.
Berdasarkan pendalaman para ahli, lanjutnya, para korban tewas dalam Tragedi Kanjuruhan akibat kekurangan oksigen. Hal ini karena para penonton berdesakan di pintu keluar stadion.
"Terjadi berdesak-desakan, terinjak-injak, bertumpukan, sehingga mengakibatkan kekurangan oksigen di pintu 13, pintu 11, pintu 14, dan pintu 3. Ini yang jadi korbannya cukup banyak," katanya.
Menurut Santoso, pernyataan tersebut telah melukai hati masyarakat. Ia mendesak Kapolri, Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menegur Dedi karena pernyataannya.
"Kapolri harus menegur Kadiv Humas Polri yang mengeluarkan statement melukai perasaan masyarakat," kata Santoso di Jakarta, Selasa (11/10).
Menurut Santoso, pernyataan dari Kadiv Humas Polri seperti memberi pembenaran atas penggunaan gas air mata untuk membubarkan penonton.
"Publik saat ini tahu bahwa kematian itu diawali dari penembakan gas air mata ke arah penonton yang menimbulkan kepanikan," tegasnya.
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menyebut, gas air mata bukan penyebab jatuhnya korban jiwa dalam Tragedi Kanjuruhan.
Berdasarkan pendalaman para ahli, lanjutnya, para korban tewas dalam Tragedi Kanjuruhan akibat kekurangan oksigen. Hal ini karena para penonton berdesakan di pintu keluar stadion.
"Terjadi berdesak-desakan, terinjak-injak, bertumpukan, sehingga mengakibatkan kekurangan oksigen di pintu 13, pintu 11, pintu 14, dan pintu 3. Ini yang jadi korbannya cukup banyak," katanya.
- Penulis :
- Aditya Andreas