
Pantau - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menyatakan, angka kematian akibat gagal ginjal sudah mengalami penurunan secara drastis. Hal ini ia sampaikan, saat rapat bersama Komisi IX DPR RI, Rabu (2/11/2022).
Budi memaparkan, angka kasus gagal ginjal akut harian pada anak mencapai puncaknya pada 22 Oktober 2022, dengan 10 kasus per hari.
Baca Juga: Kasus Gagal Ginjal, BPOM Sebut Kejahatan Kemanusiaan Melalui Obat
Hal ini, lanjutnya, berangsur menurun setelah BPOM menyampaikan rilis sejumlah obat yang aman untuk dikonsumsi sehari setelahnya.
"Setelah itu, kami mulai melarang obat cair dan mendistribusikan fomepizol ke beberapa rumah sakit, angka kematian sudah tidak ada sejak 28 Oktober lalu," terang Budi.
Budi menyampaikan, pada awal kasus ini merebak, Kemenkes sudah berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk melakukan uji patologi. Pasalnya, ada dugaan kasus ini berawal dari virus atau bakteri.
Baca Juga: Menkes Budi Respons BPOM Pidanakan Industri Farmasi soal Kandungan Etilon Glikol
"Karena kita masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Jadi kita uji sampel dulu dengan asumsi penyakit ini akibat virus atau bakteri," ungkapnya.
Selain Menteri Kesehatan, sejumlah stakeholder juga turut hadir dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI. Di antaranya Kepala BPOM Penny Lukito, Ketua IDAI Piprim Basarah, Sekjen Gabungan Perusahaan Farmasi Andreas Bayu Aji, hingga Direktur Eksekutif International Pharmaceutical Manufactures Group (IPMG) Inge Kusuma.
Budi memaparkan, angka kasus gagal ginjal akut harian pada anak mencapai puncaknya pada 22 Oktober 2022, dengan 10 kasus per hari.
Baca Juga: Kasus Gagal Ginjal, BPOM Sebut Kejahatan Kemanusiaan Melalui Obat
Hal ini, lanjutnya, berangsur menurun setelah BPOM menyampaikan rilis sejumlah obat yang aman untuk dikonsumsi sehari setelahnya.
"Setelah itu, kami mulai melarang obat cair dan mendistribusikan fomepizol ke beberapa rumah sakit, angka kematian sudah tidak ada sejak 28 Oktober lalu," terang Budi.
Budi menyampaikan, pada awal kasus ini merebak, Kemenkes sudah berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk melakukan uji patologi. Pasalnya, ada dugaan kasus ini berawal dari virus atau bakteri.
Baca Juga: Menkes Budi Respons BPOM Pidanakan Industri Farmasi soal Kandungan Etilon Glikol
"Karena kita masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Jadi kita uji sampel dulu dengan asumsi penyakit ini akibat virus atau bakteri," ungkapnya.
Selain Menteri Kesehatan, sejumlah stakeholder juga turut hadir dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI. Di antaranya Kepala BPOM Penny Lukito, Ketua IDAI Piprim Basarah, Sekjen Gabungan Perusahaan Farmasi Andreas Bayu Aji, hingga Direktur Eksekutif International Pharmaceutical Manufactures Group (IPMG) Inge Kusuma.
- Penulis :
- Aditya Andreas