
Pantau - Wakil Ketua Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah Hadi Santoso meminta pemerintah menghentikan dan mensterilkan jalan dari kegiatan proyek penanganan mulai H-10 hingga H+10 Lebaran 2023.
"Hal itu bertujuan agar tidak makin banyak lokasi potensi kemacetan saat Lebaran 2023 di Jawa Tengah," kata Hadi Santoso di Semarang, Kamis (6/5/2023).
Politikus PKS ini menyebutkan setidaknya terdapat 67 proyek peningkatan jalan dan jembatan yang terdiri atas 44 titik penanganan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan 23 titik penanganan dari pemerintah pusat.
Ia menegaskan bahwa H-10 semua pekerjaan harus berhenti, kemudian pihak yang menangani proyek segera memindahkan material dan alat dari badan jalan agar tidak memengaruhi kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 2023.
Ruas jalan yang diprediksikan belum selesai, antara lain, Demak—Godong, Todanan—Ngawen, Lasem—Sale, Kersana—Bandungsari—Salem, Kutoharjo—Ketawang, Parakan—Patean, Ngadirojo—Giriwoyo, dan Galeh—Ngrampal.
Selain itu, ruas jalan nasional Tegal—Pekalongan, Plelen Selatan, Pejagan—Prupuk, Patimuan—Sidareja, Kebumen—Purworejo, Wangon—Manganti, Demak—Trungguli—Jepara, Rembang—Bulu, Rembang—Blora—Cepu.
Politikus PKS ini mengatakan bahwa secara umum kontraktual pekerjaannya mulai Februari hingga September. Namun, dia berharap momentum Lebaran 2023 bisa jeda 20 hari minimal dengan tetap memperhatikan keselamatan dan kenyamanan lokasi proyek.
Saat ini, lanjut dia, Jawa Tengah baru berkonsentrasi untuk memperbaiki kondisi jalan yang rusak akibat cuaca ekstrem, baik karena hujan, banjir, maupun longsor yang terjadi sejak Desember 2022 sampai dengan Maret 2023.
"Selain proyek kontraktual, saya berharap semangat Jawa Tengah tanpa lubang tetap menjadi prioritas. Kesan Jateng cantik dan mulus bagi pemudik memang menjadi tantangan tersendiri," kata Hadi.
Anggota DPRD Provinsi Jateng asal Dapil Jateng IV (Wonogiri, Karanganyar, dan Sragen) itu menilai proyek multiyears atau tahun jamak yang berlangsung sekarang juga memerlukan rekayasa lalu lintas khusus agar tidak menjadi pusat kemacetan.
Ia memandang perlu perhatian terhadap sembilan titik pergantian jembatan callender hamilton, termasuk Jembatan Juruk, Kalibanger, Juawana I, Pang I, serta flyover dan underpass.
"Hal itu bertujuan agar tidak makin banyak lokasi potensi kemacetan saat Lebaran 2023 di Jawa Tengah," kata Hadi Santoso di Semarang, Kamis (6/5/2023).
Politikus PKS ini menyebutkan setidaknya terdapat 67 proyek peningkatan jalan dan jembatan yang terdiri atas 44 titik penanganan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan 23 titik penanganan dari pemerintah pusat.
Ia menegaskan bahwa H-10 semua pekerjaan harus berhenti, kemudian pihak yang menangani proyek segera memindahkan material dan alat dari badan jalan agar tidak memengaruhi kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 2023.
Ruas jalan yang diprediksikan belum selesai, antara lain, Demak—Godong, Todanan—Ngawen, Lasem—Sale, Kersana—Bandungsari—Salem, Kutoharjo—Ketawang, Parakan—Patean, Ngadirojo—Giriwoyo, dan Galeh—Ngrampal.
Selain itu, ruas jalan nasional Tegal—Pekalongan, Plelen Selatan, Pejagan—Prupuk, Patimuan—Sidareja, Kebumen—Purworejo, Wangon—Manganti, Demak—Trungguli—Jepara, Rembang—Bulu, Rembang—Blora—Cepu.
Politikus PKS ini mengatakan bahwa secara umum kontraktual pekerjaannya mulai Februari hingga September. Namun, dia berharap momentum Lebaran 2023 bisa jeda 20 hari minimal dengan tetap memperhatikan keselamatan dan kenyamanan lokasi proyek.
Saat ini, lanjut dia, Jawa Tengah baru berkonsentrasi untuk memperbaiki kondisi jalan yang rusak akibat cuaca ekstrem, baik karena hujan, banjir, maupun longsor yang terjadi sejak Desember 2022 sampai dengan Maret 2023.
"Selain proyek kontraktual, saya berharap semangat Jawa Tengah tanpa lubang tetap menjadi prioritas. Kesan Jateng cantik dan mulus bagi pemudik memang menjadi tantangan tersendiri," kata Hadi.
Anggota DPRD Provinsi Jateng asal Dapil Jateng IV (Wonogiri, Karanganyar, dan Sragen) itu menilai proyek multiyears atau tahun jamak yang berlangsung sekarang juga memerlukan rekayasa lalu lintas khusus agar tidak menjadi pusat kemacetan.
Ia memandang perlu perhatian terhadap sembilan titik pergantian jembatan callender hamilton, termasuk Jembatan Juruk, Kalibanger, Juawana I, Pang I, serta flyover dan underpass.
- Penulis :
- Muhammad Rodhi