
Pantau.com - Pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin dalam visi misinya ingin merevitalisasi revolusi mental. Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Dewan Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid menilai jika revolusi mental kembali dimasukan dalam visi misi di Pilpres 2019 itu tandanya revolusi mental belum sepenuhnya sukses.
"Waktu 2014 dulu sih nggak ngomong dua periode, sekarang baru dimunculkan dua periode. Jadi kalau itu dimunculkan kembali bahwa ada semacam pengakuan memang kemarin belum sepenuhnya sukses," ujar Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/9/2018).
Baca juga: Jubir Jokowi-Ma'ruf: Visi Misi Prabowo-Sandi Tidak Lengkap
Hidayat mengungkapkan, pada saat kampanye Pilpres 2014 Jokowi tak pernah berbicara bahwa revolusi mental itu harus dua periode. Menurutnya, sangat jelas bahwa janjinya saat kampanye 2014 tak terpenuhi.
"Salah satu bentuk tidak suksesnya adalah belum terpenuhi janji janji. Kan revolusi mental di antaranya pasti untuk menghadirkan bangsa Indonesia yang memenuhi janji," ungkapnya.
Lebih lanjut, Wakil Ketua MPR RI itu menilai banyak janji-janji Jokowi yang lainnya tak terpenuhi. Menurutnya, masyarakat sekarang pun menyadari hal tersebut.
Baca juga: Pengamat: Visi Misi Paslon di Pilpres Harus Dituangkan dalam Program
"Ya kan ada sebagian mengatakan bahwa memang kan revolusi mental itu memerlukan dua periode, padahal dulu waktu kampanye nggak ngomong begitu," tuturnya.
"Di antara janji-janji Pak Jokowi kan banyak yang belum terpenuhi dan anda semua tahu yang tidak terpenuhi itu," pungkasnya.
- Penulis :
- Sigit Rilo Pambudi