HOME  ⁄  Nasional

Kisah Si Pony Orangutan Dipekerjakan sebagai PSK

Oleh Yohanes Abimanyu
SHARE   :

Kisah Si Pony Orangutan Dipekerjakan sebagai PSK
Foto: Nasib Pony, Orangutan yang dipekerjakan sebagai PSK. (Tangkap Layar/Istimewa)

Pantau - Nasib Pony, Orangutan yang dipekerjakan sebagai pekerja pemuas nafsu (PSK) untuk melayani nafsu lelaki hidung belang berakibat beberapa bagian tubuh Pony mengalami iritasi karena tidak ada bulu yang melindungi kulitnya.

Pony didandani layaknya manusia dan berpenampilan wanita. Selain itu, Sekujur tubuh Pony yang ditumbuhi bulu dicukur habis hingga polos.

Disamping itu, Pony juga dilatih dan diajari untuk berjalan dan merayu para lelaki. Para lelaki hidung belang ditarik tarif bayaran sebesar Rp38 ribu.

Baca Juga:

BOSF Tak Tahu Motif Mantan Pemilik Jadikan Pony PSK

BOSF Klaim Tak Pernah Dengar Kabar Tindakan Hukum terhadap eks Pemilik Pony

35 Perwira Militer Bersenjata Lengkap Jemput Pony

Kisah Pony menjadi PSK viral di Twitter menjelang Hari Orangutan Sedunia pada 19 Agustus 2023 silam. Saat pertama kali ditemukan, ia dalam keadaan tangan dirantai dan terbaring di kasur. Kisah Pony ini pun memantik rasa simpati para warganet.

Dikutip dari laman www.orangutan.or.id, Pony tiba di Nyaru, Menteng pada 13 Februari 2003 dengan kondisi yang menyedihkan. Rambutnya dicukur habis dan tubuhnya dipenuhi luka gigitan nyamuk.

Borneo Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), mengatakan saat ini Pony masih berada di pusat rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah.

"Pony menjalani hidup sehat di dalam salah satu kompleks individu kami dalam beberapa tahun belakangan," ujar perwakilan BOS Foundation dalam keterangan tertulisnya, Jumat (29/9/2023).

Baca Juga:

Pony Mulai Berubah Perilaku Lebih Lincah Layaknya Orangutan

Pony Sempat tak Bisa Beradaptasi saat Direhabilitasi

Berperilaku Seperti Manusia, BOSF Alami Kendala Saat Latih Pony Jadi Orangutan

Meski begitu, orangutan Pony tidak mungkin ditempatkan di kompleks rehabilitasi jenis lain, seperti di pulau pra-pelepasliaran. Sebab, ia belum mampu hidup seperti orangutan biasa.

"Kami berharap dia mungkin bisa mendapatkan kesempatan untuk tinggal di pulau suaka suatu hari nanti, dan namanya sudah ada di dalam tapi dia sudah ada di daftar tunggu," ujar BOS Foundation.

Penulis :
Yohanes Abimanyu