
Pantau - Pembangunan Basilika Nusantara di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, saat ini masih menunggu proses perizinan dari Vatikan. Sekretaris Eksekutif Komisi Liturgi KWI, Riston Situmorang, menyampaikan bahwa izin akan diberikan setelah semua persyaratan dipenuhi, salah satunya adalah penyelesaian konstruksi bangunan.
"Pembangunan Basilika Nusantara, semuanya tentu seizin Vatikan. Itu sedang diproses," ujar Riston, sebagaimana dikutip dari Kompas.com Minggu (15/12/2024)
Meskipun izin dapat diberikan jika persyaratan sudah lengkap, peresmian basilika diperkirakan baru bisa dilakukan dalam beberapa tahun mendatang. Proyek dengan anggaran Rp 704,9 miliar ini saat ini masih dalam tahap lelang, dan basilika nantinya akan menjadi bagian dari Kawasan Peribadatan IKN, yang juga mencakup Masjid Negara, Vihara, Pura, Gereja, dan Klenteng.
Baca juga: Istana Ungkap Target IKN Resmi jadi Ibu Kota pada 2029
Basilika Nusantara dirancang dengan menggabungkan elemen arsitektur klasik dan Nusantara. Bangunan ini akan mencerminkan budaya Indonesia, dengan penggunaan angka kemerdekaan (17, 8, 45) yang tercermin pada ukuran bangunan utama dan menara lonceng. Bentuk arsitektur atap basilika terinspirasi oleh gaya Vernakular Nusantara yang disesuaikan dengan iklim tropis, memberikan kesan megah di ruang ibadah utama. Selain itu, basilika ini juga didesain dengan memperhatikan sirkulasi udara alami untuk menciptakan kenyamanan bagi umat.
"Secara bentuk, Basilika Nusantara ini mengikuti konsep klasik sekaligus mengakomodasi konsep Nusantara, atau lebih spesifik lagi konsep Indonesia," ujar Mei Mumpuni, perancang Basilika Nusantara sekaligus Principal Architects Titik Garis Bidang.
Konsep terasering diterapkan pada desain bangunan, mengoptimalkan topografi tanah untuk menciptakan hubungan harmonis antara bangunan dan alam sekitar. Kompleks basilika tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai destinasi wisata rohani. Fasilitas pendukung seperti Wisma Uskup, Plaza Gereja, serta taman-taman doa dan salib, akan turut melengkapi kawasan ini. Interior basilika juga mengusung ornamen kelokalan, dengan motif bunga pala dan tenun Maluku, sebagai penghormatan terhadap sejarah Gereja Katolik di Indonesia, yang dimulai di Pulau Ambon, Maluku, tempat misi pertama Santo Fransiskus Xaverius.
Baca juga: AHY Tunggu Petunjuk Presiden Prabowo Terkait Proyek IKN
- Penulis :
- Latisha Asharani
- Editor :
- Latisha Asharani