Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Peserta UTBK di Undip Gagal Ikut Ujian karena Terdeteksi Membawa Alat Komunikasi di Balik Kerudung

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Peserta UTBK di Undip Gagal Ikut Ujian karena Terdeteksi Membawa Alat Komunikasi di Balik Kerudung
Foto: Rektorat Universitas Diponegoro Semarang (sumber: ANTARA/Zuhdiar Laeis)

Pantau - Seorang peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, diduga akan melakukan kecurangan setelah petugas menemukan alat komunikasi tersembunyi di balik kerudungnya sebelum ujian dimulai pada Minggu, 27 April 2025.

Kronologi Temuan Kecurangan

Wakil Rektor I Undip, Prof. Heru Susanto, menyatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi di kampus Undip yang menjadi salah satu pusat pelaksanaan UTBK serentak di seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) Indonesia.

Pelaksanaan UTBK 2025 di Undip berlangsung dalam satu gelombang dari 23 April hingga 3 Mei.

"Jadi, setiap peserta sebelum masuk ruangan dilakukan tes dengan metal detector yang merupakan standar nasional. Ditemukan di salah satu peserta ada metal, peralatan yang diduga akan digunakan," ujar Heru.

Alat tersebut ditemukan di kepala peserta perempuan dan tersembunyi di balik kerudungnya.

Peralatan yang ditemukan mencakup kamera, ponsel, serta alat komunikasi kecil yang diduga digunakan untuk merekam atau menerima jawaban.

Peserta tersebut langsung didiskualifikasi sebelum ujian dimulai karena terbukti membawa alat mencurigakan.

"Ya, tentunya pemeriksaan itu kan tidak bisa berlangsung secepat itu, tergantung respons pesertanya. Misalnya, ketika ditanya ada yang langsung menjawab. Poin pentingnya, yang bersangkutan kan memang sudah punya itikad tidak baik," tambah Heru.

Heru menegaskan bahwa jika pun peserta tetap mengikuti ujian dan terbukti curang, hasil ujiannya tetap tidak akan diakui.

"Jadi sudah ada upaya untuk melakukan kecurangan. Karena memang peralatannya lengkap sih, peralatan yang dia bawa itu."

Motif dan Tindakan Panitia

Dugaan kecurangan seperti ini umumnya bermotif untuk dua hal: merekam soal tanpa bantuan pihak luar, atau mendapatkan bantuan dalam pengerjaan soal melalui alat komunikasi.

"Yang kedua adalah memang untuk mendapatkan bantuan pengerjaan. Dari data yang kami temukan kemarin memang ada komunikasi karena ada alat komunikasinya. Ada handphone, kemudian ada alat yang ditaruh di telinga sangat kecil begitu."

Atas temuan ini, panitia UTBK Undip melaporkan kejadian tersebut ke Panitia Pusat melalui berita acara dan dokumentasi resmi.

"Berita acara klarifikasi, berita acara pemeriksaan, dan bukti kami kirimkan ke Panitia Pusat UTBK di kementerian. Kami selalu update. Chase kecurangan kan tidak hanya terjadi di Undip."

Ketua Tim Penanggungjawab Panitia SNPMB 2025, Eduart Wolok, mengungkap bahwa setidaknya telah ditemukan 50 pelaku kecurangan dan 10 joki dalam enam hari pelaksanaan UTBK tahun ini.

"Jumlah peserta yang terlibat kurang lebih 50, jumlah jokinya kurang lebih 10 keterlibatan," ujar Eduart.

Berbagai modus digunakan para pelaku, mulai dari kamera tersembunyi di kacamata, mikrofon dan pengeras suara di alat bantu dengar, hingga aplikasi screen recorder dan remote desktop.

Penulis :
Arian Mesa