
Pantau - Menteri Perdagangan RI Budi Santoso menegaskan komitmen Indonesia dalam memperkuat agenda keberlanjutan di sektor perdagangan pada Sesi III Pertemuan Para Menteri Perdagangan APEC (APEC MRT) 2025 yang berlangsung di Jeju, Korea Selatan, Jumat (16/5/2025).
Dalam forum tersebut, Budi menyampaikan bahwa keberlanjutan harus menjadi sarana pemersatu ekonomi kawasan Asia Pasifik, bukan menjadi hambatan tersembunyi yang merugikan negara berkembang.
“Indonesia siap untuk terus bekerja sama dengan seluruh mitra dalam mewujudkan visi bersama, yaitu perdagangan yang berkelanjutan dan berkeadilan,” ujar Budi.
Ia juga menyerukan pentingnya dialog terbuka, transparan, dan inklusif untuk mencegah munculnya bentuk proteksionisme modern yang terselubung melalui kebijakan lingkungan.
Budi menekankan bahwa penguatan kapasitas seluruh pemangku kepentingan merupakan elemen penting dalam mendukung transisi perdagangan yang lebih hijau dan inklusif.
Restorasi, Bursa Karbon, dan Kendaraan Listrik Jadi Bukti Nyata Komitmen Indonesia
Perdagangan berkelanjutan disebut Budi sebagai solusi kolektif di tengah tantangan global yang kompleks, seperti perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan fragmentasi geopolitik.
Indonesia telah mencatat berbagai pencapaian konkret di bidang lingkungan hingga akhir 2024, antara lain:
Restorasi lahan gambut seluas 1,6 juta hektare
Rehabilitasi hutan mangrove seluas 150.000 hektare
Sebagai insentif berbasis pasar untuk penurunan emisi, Indonesia juga telah meluncurkan Bursa Karbon Nasional pertama pada 2023 di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Di sisi lain, Indonesia mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik sebagai bagian dari strategi dekarbonisasi, dengan target pembangunan lebih dari 32.000 stasiun pengisian daya kendaraan listrik (EV) pada tahun 2030.
Hingga saat ini, lebih dari 3.300 stasiun pengisian telah beroperasi di seluruh Indonesia.
“Indonesia percaya, keberlanjutan dan perdagangan harus saling mendukung. Kebijakan lingkungan yang diterapkan dengan tepat dapat menjadi katalis inovasi, mendorong ketangguhan ekonomi, serta membuka peluang baru dalam rantai pasok global,” tegas Budi.
- Penulis :
- Balian Godfrey