Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Wihaji: GDPK Jadi Peta Jalan Pembangunan SDM untuk Serap Tenaga Kerja dan Wujudkan Bonus Demografi

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Wihaji: GDPK Jadi Peta Jalan Pembangunan SDM untuk Serap Tenaga Kerja dan Wujudkan Bonus Demografi
Foto: Grand Design Pembangunan Kependudukan jadi panduan daerah serap tenaga kerja usia produktif dan raih bonus demografi.(Sumber: ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari.)

Pantau - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, menegaskan bahwa Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) disusun untuk menggali potensi penduduk secara optimal guna meningkatkan serapan tenaga kerja di setiap daerah.

“Tujuan utama GDPK itu menghubungkan usia dengan pekerjaan yang tersedia di daerah. GDPK itu kalau negara sudah punya sistem, ini menjadi pedoman siapa mengerjakan apa, dan di mana,” ujarnya.

Wihaji menekankan bahwa pengelolaan penduduk harus dilakukan sejak usia dini hingga lansia untuk menghasilkan SDM berkualitas dan siap kerja, serta mendukung pencapaian bonus demografi nasional.

Data BPS Ungkap Dominasi Usia Produktif, GDPK Diharapkan Jadi Panduan Strategis

Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020 menunjukkan bahwa penduduk usia produktif (15–64 tahun) mencapai 70,72 persen dari total populasi, sementara usia nonproduktif (0–14 tahun dan 65 tahun ke atas) berada di angka 29,28 persen.

Wihaji menjelaskan, GDPK menjadi instrumen untuk menyusun proyeksi dan kebutuhan pembangunan di masa depan berdasarkan dinamika demografi, termasuk penyediaan layanan dasar seperti sekolah dan lapangan kerja.

“Misalnya, hari ini ada 4,8 juta bayi lahir, maka enam tahun kemudian akan ada 4,8 juta orang yang masuk SD dikurangi angka kematian. Maka negara menyiapkan berapa sekolah SD? Itu semua bisa disiapkan dan disusun dalam GDPK,” terangnya.

Ia juga menyoroti pentingnya partisipasi perempuan melalui program seperti Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) serta pengendalian kelahiran yang mendukung produktivitas ekonomi.

Semua Provinsi Sudah Susun GDPK, Fokus pada Data dan Tanggung Jawab Lintas Sektor

Saat ini seluruh provinsi di Indonesia telah menyusun GDPK sebagai kerangka strategis pembangunan kependudukan.

Wihaji menekankan bahwa GDPK akan menjawab banyak permasalahan, termasuk bagaimana peran dan tanggung jawab kementerian/lembaga didistribusikan secara tepat.

“Siapa mengerjakan apa, di mana, itu sudah jelas. Intinya itu macam-macam, namanya juga grand design,” tambahnya.

Mayoritas penduduk Indonesia kini didominasi oleh generasi Z (27,94 persen) dan generasi milenial (25,87 persen), yang sebagian besar tergolong usia produktif dan menjadi peluang besar untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

Dengan demikian, GDPK menjadi instrumen penting untuk memastikan bahwa momentum bonus demografi dapat dimanfaatkan secara maksimal dengan arah kebijakan yang terukur dan berbasis data.

Penulis :
Balian Godfrey