Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

IPDN miliki rektor baru, Halilul Khairi dilantik oleh Mendagri Tito Karnavian

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

IPDN miliki rektor baru, Halilul Khairi dilantik oleh Mendagri Tito Karnavian
Foto: Mendagri Muhammad Tito Karnavian saat melantik Halilul Khairi sebagai Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Ruang Sidang Utama (RSU), Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta (sumber: Puspen Kementerian Dalam Negeri)

Pantau - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian resmi melantik Dr. Halilul Khairi, M.Si sebagai Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dalam sebuah upacara yang digelar di Ruang Sidang Utama, Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin (26/5/2025).

Tito menegaskan bahwa penunjukan Halilul Khairi telah melalui proses penjaringan yang ketat serta uji kelayakan dan kepatutan.

Halilul dipilih setelah bersaing dengan tiga kandidat kuat lainnya dan menjalani wawancara langsung dengan Mendagri.

"Rektor yang baru, Bapak Dr. Halilul Khairi, M.Si, Bapak-Ibu sekalian, pada hari ini kita akan melaksanakan acara yang kita lihat sederhana, tapi sangat penting dan sangat berpengaruh bagi IPDN khususnya dan juga Kementerian Dalam Negeri, dan juga bagi ASN," ujar Tito dalam sambutannya.

IPDN sebagai Pusat Unggulan dan Motor Perubahan ASN

Dalam pidatonya, Tito menyebut IPDN sebagai center of excellence dalam ilmu pemerintahan yang bersifat lintas disiplin.

Menurutnya, dari IPDN diharapkan lahir calon-calon birokrat unggul yang akan menjadi agen perubahan dalam mendukung reformasi birokrasi nasional.

IPDN dinilai sebagai institusi strategis untuk mencetak agen perubahan, terutama dalam pengembangan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang jumlahnya mencapai lebih dari empat juta orang.

"Kalau ASN yang lebih dari empat juta orang tersebut berubah kultur yang lebih baik, reformasi kultural, itu akan dapat mempengaruhi masyarakat. Kenapa? Karena birokratlah pengambil kebijakan," tegas Tito.

Ia berharap IPDN tak hanya menjadi lembaga pendidikan, tetapi juga berfungsi sebagai think tank yang mampu memberi masukan berbasis riset kepada Kemendagri dan lembaga negara lainnya.

Tito mengutip sosiolog Joseph Stycos, bahwa teori tanpa implementasi hanyalah wacana akademik, sementara kebijakan tanpa dasar ilmiah adalah perjudian.

"Yang terbaik adalah membuat kebijakan didasarkan kepada riset, penelitian yang teruji, maka kita tidak ada untung-untungan. Inilah gunanya lembaga akademik," katanya.

Lulusan IPDN Disiapkan Jadi Pemimpin Global

Tito juga menyampaikan visinya untuk mengirim sebanyak mungkin lulusan IPDN melanjutkan pendidikan ke luar negeri melalui program beasiswa seperti LPDP.

Tujuannya agar mereka memperoleh ilmu pemerintahan, jejaring internasional, dan pemahaman budaya luar yang dapat diadaptasi untuk kemajuan Indonesia.

"Ingin mengirimkan sebanyak-banyaknya lulusan IPDN untuk ke luar negeri melalui program LPDP. Tujuan saya adalah, saya melihat bahwa kalau kita ingin melakukan revolusi mental atau perubahan budaya di Indonesia, maka harus ada agent of change," ucapnya.

Tito mencontohkan negara seperti Singapura dan Cina yang telah lebih dulu mengembangkan strategi serupa dengan hasil signifikan.

"Begitu gelombang ini kembali ribuan ke Cina terjadi perubahan yang luar biasa, sekaligus dengan kualitas pendidikan mereka. Mereka menjadi motor untuk perubahan revolusi mental sekaligus juga perubahan revolusi dengan teknologi. Kita lihat sekarang teknologi di China luar biasa," tambahnya.

Penulis :
Arian Mesa