Pantau - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyatakan belum menerima surat pemberitahuan resmi terkait pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell di Indonesia kepada Citadel Pacific Limited dan Sefas Group.
Anggota Komite BPH Migas, Yapit Sapta Putra, mengatakan bahwa PT Shell maupun pihak terkait belum menyampaikan informasi resmi kepada pihaknya.
"PT Shell maupun pihak-pihak terkait belum menyampaikan pemberitahuan secara resmi kepada BPH Migas, sehingga kami belum dapat menanggapi pengalihan kepemilikan dan kegiatan operasional SPBU Shell tersebut," ujar Yapit.
Kepatuhan terhadap Regulasi Hilir Migas
Yapit menegaskan bahwa seluruh badan usaha di sektor hilir migas, termasuk pemegang izin niaga umum (INU), wajib patuh terhadap regulasi yang berlaku.
"Kami berharap semua badan usaha yang berniaga di Indonesia patuh terhadap regulasi yang ada dan terkait distribusi BBM kepada masyarakat tetap lancar, tepat volume dengan kualitas prima dan layanan terbaik untuk masyarakat. INU merupakan perizinan yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM," jelasnya.
Proses Pengalihan dan Keberlanjutan Operasional
Sebelumnya, Vice President Corporate Relations PT Shell Indonesia, Susi Hutapea, mengonfirmasi bahwa pengalihan kepemilikan bisnis mencakup jaringan SPBU, kegiatan pasokan, serta distribusi BBM di Indonesia.
Namun, pengalihan ini tidak mencakup bisnis pelumas Shell.
Saat ini, terdapat sekitar 200 unit SPBU Shell yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Susi memastikan bahwa operasional SPBU Shell akan tetap berjalan normal hingga proses pengalihan selesai pada tahun depan.
Setelah pengalihan rampung, merek Shell tetap hadir di Indonesia melalui perjanjian lisensi merek, dan produk BBM akan terus dipasok oleh Shell dengan jaminan akses terhadap BBM berkualitas tinggi bagi pelanggan.
- Penulis :
- Arian Mesa
