
Pantau - Jumlah investor pasar modal Indonesia terus meningkat dan pada April 2025 telah mencapai 16.245.270 Single Investor Identification (SID), naik 2,98 persen dibandingkan Maret 2025 yang tercatat sebanyak 15.774.512 SID.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengatakan bahwa peningkatan jumlah investor ini menciptakan peluang besar bagi perusahaan dalam negeri untuk memperkuat struktur permodalannya melalui penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO).
"Jumlah investor pasar modal telah mencapai 16.245.270 SID. Hal ini membuka peluang bagi perusahaan dalam negeri untuk memanfaatkan momen ini sebagai sarana memperkuat struktur permodalannya melalui IPO saham," ujar Inarno.
Beberapa Perusahaan Tunda IPO Karena Alasan Internal
Inarno menjelaskan bahwa saat ini terdapat sejumlah perusahaan yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran IPO namun menunda pelaksanaannya karena alasan internal.
Penundaan tersebut dilakukan antara lain untuk memperbaiki pengungkapan keterbukaan informasi dan meningkatkan kinerja keuangan demi memperoleh valuasi yang lebih baik.
Namun demikian, Inarno menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada perusahaan yang menunda IPO karena kondisi makroekonomi global.
"Namun, sampai dengan saat ini belum terdapat penundaan yang disebabkan karena pengaruh kondisi makro," katanya.
Kondisi Ekonomi Indonesia Tetap Solid di Tengah Ketegangan Global
Meskipun ekonomi global sedang menghadapi ketidakpastian akibat ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra dagangnya, Inarno menilai kondisi makroekonomi Indonesia cukup solid.
Ia menyebut bahwa ketegangan perdagangan global telah menciptakan volatilitas di pasar keuangan, namun justru mendorong investor untuk melirik negara berkembang dengan fundamental ekonomi kuat seperti Indonesia.
"Sentimen eksternal seperti perang dagang memang menjadi pertimbangan bagi pelaku pasar, namun hal ini juga justru mendorong investor untuk mencari pasar negara berkembang dengan fundamental kuat dan potensi pertumbuhan besar, salah satunya Indonesia," tuturnya.
Ketahanan ekonomi Indonesia terlihat dari inflasi yang terkendali, pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8 persen secara tahunan (year-on-year), dan stabilitas sistem keuangan yang tetap terjaga.
- Penulis :
- Arian Mesa