Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

OJK: Investor Pasar Modal Sumut Capai 634 Ribu, Transaksi Saham Tembus Rp37 Triliun

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

OJK: Investor Pasar Modal Sumut Capai 634 Ribu, Transaksi Saham Tembus Rp37 Triliun
Foto: Investor pasar modal Sumatera Utara tumbuh pesat, dominasi reksadana dan saham dipimpin oleh generasi muda(Sumber: ANTARA/M. Sahbainy Nasution.).

Pantau - Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara melaporkan bahwa jumlah investor pasar modal di wilayah tersebut tumbuh sebesar 9,82 persen secara tahunan (year on year/yoy) hingga Maret 2025.

Total investor tercatat mencapai 634.644 single investor identification (SID), menunjukkan minat yang meningkat terhadap sektor keuangan berbasis investasi.

Kepala OJK Sumatera Utara, Khoirul Muttaqien, menyebut peningkatan ini ditopang oleh kemudahan akses teknologi dan melimpahnya informasi finansial yang tersedia bagi masyarakat.

Reksadana dan Saham Dominasi Portofolio Investasi

Instrumen reksadana menjadi pilihan utama investor dengan penjualan oleh Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) mencapai Rp1,51 triliun, tumbuh 245,94 persen secara tahunan.

Jumlah nasabah reksadana mencapai 39.636, terdiri dari 39.481 investor perorangan dan 155 investor institusi.

Instrumen saham berada di posisi kedua sebagai pilihan favorit dengan pertumbuhan rekening sebesar 20,89 persen yoy, dan volume saham tumbuh 8,70 persen.

Pangsa kepemilikan saham didominasi oleh investor perorangan sebesar 83,82 persen, sementara institusi hanya 16,18 persen.

Secara kumulatif, total transaksi saham oleh investor asal Sumatera Utara hingga Maret 2025 tercatat sebesar Rp37,72 triliun.

Generasi Muda Dominasi Pasar, IPO dan SCF Meningkat

Distribusi usia investor menunjukkan dominasi kalangan muda, dengan usia 18–25 tahun menyumbang 33,92 persen SID, disusul usia 26–30 tahun sebesar 23,52 persen, dan usia 31–40 tahun sebesar 24,19 persen.

Kelompok usia 41 tahun ke atas mencakup 18,37 persen dari total investor.

Hingga Mei 2025, terdapat 11 perusahaan di Sumatera Utara yang melaksanakan penawaran umum perdana (IPO), satu perusahaan menerbitkan obligasi, serta lima entitas usaha memanfaatkan skema securities crowdfunding (SCF).

Data ini menunjukkan dinamika pertumbuhan pasar modal yang semakin inklusif dan adaptif terhadap berbagai skema pendanaan alternatif.

Penulis :
Balian Godfrey