Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kemendikdasmen Perkuat Implementasi Nilai-Nilai Pancasila di Seluruh Satuan Pendidikan

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Kemendikdasmen Perkuat Implementasi Nilai-Nilai Pancasila di Seluruh Satuan Pendidikan
Foto: Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat menjadi pembina upacara dalam peringatan Hari Lahir Pancasila di Balai Besar Guru Penggerak dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) Provinsi Jawa Timur (sumber: Humas Kemendikdasmen)

Pantau - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus memperkuat implementasi nilai-nilai Pancasila di seluruh jenjang dan jenis satuan pendidikan melalui berbagai pendekatan strategis.

Langkah penguatan dilakukan melalui penyempurnaan kurikulum, pelatihan guru, serta dukungan pembelajaran yang menitikberatkan pada pembentukan karakter berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari misi besar mencerdaskan kehidupan bangsa secara utuh, yang berpijak pada tiga fondasi utama: ilmu, integritas, dan empati.

Sekolah Sebagai Ruang Hidupnya Nilai-Nilai Pancasila

Atip menyatakan bahwa pendidikan yang berbasis pada Pancasila tidak cukup hanya sebagai wacana, tetapi harus menjadi praktik nyata dalam keseharian di sekolah.

Ia menekankan pentingnya sekolah sebagai tempat penanaman nilai kebhinnekaan dan penguatan persatuan bangsa.

"Sekolah bukan hanya tempat transfer ilmu, tetapi juga arena pembentukan karakter. Anak-anak kita harus merasakan bahwa nilai-nilai Pancasila hidup di kelas, di lapangan, dan dalam interaksi antarsesama peserta didik. Kewajiban kita adalah melahirkan generasi-generasi yang memiliki jiwa Pancasila".

Atip juga mengingatkan kembali semangat para pendiri bangsa, merujuk pada pertanyaan fundamental yang diajukan Ketua BPUPKI dan dijawab dengan keyakinan oleh Bung Karno.

"Bung Karno menjawab dengan penuh keyakinan bahwa kita membutuhkan dasar yang disebutnya philosophische grondslag, yang kemudian dikenal sebagai Pancasila".

Ia menyebut bahwa proses panjang perumusan Pancasila yang dimulai dari pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 hingga lahirnya rumusan final, menunjukkan keseriusan bangsa dalam merumuskan dasar negara yang inklusif dan menyatukan.

"Bangsa Indonesia adalah satu-satunya bangsa di dunia yang mewarisi dan diwarisi oleh Pancasila. Maka kewajiban kita, khususnya sebagai insan pendidikan, adalah mengamalkan dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari".

Penulis :
Arian Mesa