
Pantau - Gubernur Bali Wayan Koster merespons langsung kekhawatiran masyarakat Desa Sidakarya, Serangan, dan Intaran terkait rencana pembangunan terminal LNG di kawasan Pantai Sidakarya, Denpasar Selatan.
Koster menegaskan bahwa proyek ini telah melalui kajian menyeluruh, termasuk analisis dampak lingkungan (AMDAL) dari tim Kementerian Lingkungan Hidup, dan dipastikan tidak akan merusak ekosistem maupun mengancam keselamatan masyarakat.
Ia menyampaikan bahwa jalur kapal LNG sudah eksisting, tidak melewati terumbu karang aktif, dan kapal pengangkut hanya datang setiap 42 hari.
Terminal Aman dan Teknologi Ramah Lingkungan Diterapkan
Dalam pertemuan dengan sejumlah tokoh masyarakat, Koster menjelaskan bahwa pipa gas akan dipasang pada kedalaman 15 meter di bawah akar mangrove, sehingga tidak akan merusak ekosistem laut.
Proses bongkar muat LNG akan berlangsung selama 24 jam, tetapi dipastikan tidak mengganggu lingkungan sekitar.
Ia menegaskan bahwa LNG berbeda dengan LPG—tidak mudah meledak dan jika terjadi kebocoran, gasnya akan langsung menguap ke udara.
Untuk menghindari kerusakan laut, pengerukan dilakukan dengan teknologi ramah lingkungan menggunakan kapal hisap pasir dan kelambu lumpur guna mencegah kekeruhan air.
Koster menyatakan bahwa ia tidak akan membiarkan proyek yang merugikan masyarakat atau dijalankan secara represif.
Ia menekankan bahwa seluruh pembangunan harus dilakukan secara terbuka, benar, dan mengutamakan kelestarian bumi Bali.
Dorong Kemandirian Energi Bali dan Libatkan Masyarakat
Terminal LNG akan terintegrasi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Pesanggaran dan pembangkit baru di perbatasan Denpasar–Gianyar.
Kapasitas pembangkit diproyeksikan mencapai 1.550 MW pada tahun 2029 untuk memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat di Bali.
Proyek ini merupakan bagian dari program Bali Mandiri Energi Bersih, yang bertujuan menciptakan ketahanan energi daerah, mendukung target emisi nol bersih 2045, menjaga lingkungan, dan memperkuat citra Bali sebagai destinasi pariwisata hijau.
Koster mencontohkan insiden listrik padam selama 12 jam bulan lalu sebagai bukti ketergantungan Bali pada pasokan listrik dari Jawa Timur.
Oleh karena itu, pengembangan infrastruktur energi lokal berbasis gas alam cair dinilai mendesak dan strategis.
Gubernur memastikan bahwa proyek ini juga akan membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar, seperti peluang usaha melalui penataan kawasan, pengelolaan dermaga wisata, dan kerja sama dengan BUMDes maupun BUMD.
Seluruh proses pembangunan terminal LNG akan melibatkan masyarakat secara aktif, dengan komitmen pemerintah untuk melindungi kepentingan warga dan menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan.
- Penulis :
- Balian Godfrey