
Pantau - Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Mei 2025 menunjukkan bahwa keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi nasional masih berada pada level optimis, dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat sebesar 117,5.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa optimisme konsumen tetap terjaga meski terdapat penurunan pada beberapa indikator utama.
Keyakinan tersebut didorong oleh dua komponen utama, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), yang masing-masing berada pada level 106,0 dan 129,0.
Meski kedua indeks tersebut lebih rendah dibanding April 2025—yakni 113,7 untuk IKE dan 129,8 untuk IEK—nilai yang masih di atas 100 menandakan konsumen masih optimis terhadap kondisi ekonomi.
Lapangan Kerja Menurun, Konsumsi dan Pembayaran Cicilan Alami Perubahan
Penurunan IKE didorong oleh pelemahan pada komponen Indeks Penghasilan Saat Ini (IPSI) yang turun ke 118,1 dari 125,4, serta Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (IPDG) yang turun ke 104,1 dari 113,9.
Sementara itu, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) tercatat turun ke level pesimis, yakni 95,7.
Untuk komponen ekspektasi ke depan, IEK masih berada di zona optimis.
Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja (IEKLK) sedikit naik ke 123,8 dari 123,5.
Namun Indeks Ekspektasi Penghasilan (IEP) dan Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha (IEKU) masing-masing tercatat turun ke 135,4 dan 127,8, dari sebelumnya 137,5 dan 128,5.
BI juga mencatat perubahan dalam perilaku konsumsi dan pengelolaan keuangan rumah tangga.
Rata-rata proporsi pendapatan untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) menurun menjadi 74,3 persen dari 74,8 persen pada April.
Sementara itu, proporsi pembayaran cicilan atau utang (debt to income ratio) naik menjadi 10,8 persen dari sebelumnya 10,5 persen.
Proporsi pendapatan yang disimpan (saving to income ratio) tercatat stabil di angka 14,9 persen.
- Penulis :
- Balian Godfrey