
Pantau - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa total nilai investasi proyek pabrik baterai kendaraan listrik (EV) terintegrasi di Indonesia mencapai sekitar 6 miliar dolar AS atau setara Rp100 triliun.
"Secara keseluruhan, investasi pabrik ini kurang lebih sekitar 5,9–6 miliar dolar. Ini kurang lebih sekitar Rp100 triliun," ujarnya dalam keterangan resmi.
Rincian nilai investasi meliputi 1,2 miliar dolar AS di Karawang, Jawa Barat, dan 4,7 miliar dolar AS di Maluku Utara.
Proyek berskala besar ini diperkirakan menyerap 8.000 tenaga kerja secara langsung dan 35.000 tenaga kerja secara tidak langsung.
Efek Ekonomi Capai USD 40 Miliar Per Tahun
Menurut Bahlil, proyek ini memberikan efek berganda yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
"Dan ini setiap tahun, ketika harganya naik, itu naik lagi," ungkapnya.
Terdapat enam proyek utama dalam ekosistem ini, yaitu lima di Kawasan Feni Haltim (FHT), Halmahera Timur, dan satu proyek di Karawang.
Pabrik baterai di Karawang berdiri di atas lahan seluas 43 hektare dan dioperasikan oleh PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB), hasil kerja sama antara Indonesia Battery Corporation (IBC) dan CBL, anak usaha dari CATL.
Pabrik ini memiliki kapasitas awal 6,9 GWh pada fase pertama dan ditargetkan meningkat menjadi 15 GWh pada fase kedua, dengan operasi komersial dijadwalkan mulai akhir tahun 2026.
Presiden Prabowo Subianto hadir secara langsung untuk melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM–IBC–CBL di Karawang.
Halmahera Timur Jadi Basis Hulu Energi Baru
Di Halmahera Timur, PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) bersama Hong Kong CBL Limited mendirikan PT Feni Haltim (PT FHT) untuk mengembangkan kawasan industri energi baru.
Proyek di kawasan ini mencakup pengolahan bahan baku dan industri pendukung baterai EV, antara lain:
Tambang nikel
Smelter pirometalurgi berkapasitas 88.000 ton refined nickel alloy per tahun pada 2027
Smelter hidrometalurgi dengan produksi 55.000 ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun pada 2028
Pabrik bahan katoda NCM berkapasitas 30.000 ton per tahun pada 2028
Fasilitas daur ulang baterai yang ditargetkan menghasilkan 20.000 ton logam sulfat dan lithium carbonate per tahun pada 2031
Proyek ini merupakan bagian dari strategi besar untuk memperkuat rantai pasok kendaraan listrik nasional dari hulu ke hilir dan mendorong transisi energi bersih.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti