HOME  ⁄  Nasional

Museum Kayu Tuah Himba, Wasiat Hutan Kalimantan di Tengah Ancaman Deforestasi

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Museum Kayu Tuah Himba, Wasiat Hutan Kalimantan di Tengah Ancaman Deforestasi
Foto: Museum Kayu Tuah Himba, Wasiat Hutan Kalimantan di Tengah Ancaman Deforestasi(Sumber: ANTARA/Ahmad Rifandi.)

Pantau - Museum Kayu Tuah Himba di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, berdiri sebagai simbol kepedulian terhadap deforestasi dan kerusakan hutan yang kian marak di Kalimantan.

Terletak di kawasan Waduk Panji Sukarame, museum ini tidak hanya menjadi tempat penyimpanan benda mati, tetapi juga wasiat dari hutan Kalimantan yang menggambarkan kekayaan hayati dan budaya yang hampir punah.

Pesan Lingkungan dan Filosofi "Tuah Himba"

Pengelola museum, Samiudin, menekankan pentingnya kesadaran kolektif terhadap kelestarian hutan melalui pepatah, "Satu pohon dapat membuat jutaan batang korek api, tapi satu batang korek api dapat membakar jutaan pohon", sebagai refleksi nyata ancaman yang dihadapi hutan tropis Indonesia.

Gagasan pendirian museum bermula dari keprihatinan atas masifnya kerusakan hutan Kalimantan Timur pada era 1990-an akibat aktivitas industri ekstraktif dan praktik ilegal.

Pemerintah daerah merespons dorongan para pemerhati lingkungan dengan membangun institusi pelestarian berbasis edukasi, yakni Museum Kayu Tuah Himba.

Pembangunan museum dimulai pada 1 Januari 1994 dan diresmikan pada 25 September 1996, bertepatan dengan Hari Jadi ke-214 Kota Tenggarong.

Nama "Tuah Himba" memiliki makna filosofis, dengan "Tuah" berarti keberkatan atau kekuatan sakral dan "Himba" berarti hutan dalam bahasa Kutai, yang dimaknai sebagai tempat penyimpanan kayu yang diberkahi oleh hutan.

Menjaga Warisan Alam Lewat Edukasi

Museum Kayu Tuah Himba memiliki sekitar 855 koleksi, termasuk 305 jenis kayu, 250 jenis herbarium, 105 jenis arboritum, dan 50 jenis rotan.

Koleksi tersebut tidak hanya menampilkan kekayaan sumber daya hutan Kalimantan, tetapi juga mencerminkan keterikatan budaya masyarakat lokal dengan alam.

Museum ini berfungsi sebagai ruang edukasi untuk masyarakat luas tentang pentingnya pelestarian hutan tropis, yang menjadi paru-paru dunia dan sumber kehidupan bagi jutaan makhluk hidup.

Melalui pendekatan kultural dan ilmiah, Museum Kayu Tuah Himba menjadi pengingat bahwa menjaga hutan bukan hanya kewajiban ekologis, melainkan juga bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur dan masa depan generasi mendatang.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Tria Dianti