
Pantau - Associate Professor dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Dyah Setyaningrum, mengungkapkan bahwa terdapat empat tipe kepribadian finansial yang umum dimiliki oleh Generasi Z, sebagai pendekatan baru dalam memahami dan mengelola keuangan secara lebih personal.
"Terdapat empat tipe kepribadian finansial Gen-Z. Pertama, budgeting master, atau teliti dan terkendali. Unggul dalam mencatat dan menjaga pengeluaran", jelas Dyah dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang digelar FEB UI bersama PERMIT Shanghai.
Tipe kedua adalah cash splasher, atau pribadi yang spontan dan impulsif, cenderung mementingkan pengalaman sesaat dibanding perencanaan jangka panjang.
Tipe ketiga disebut trendy spender, yaitu individu yang sangat terpengaruh gaya hidup dan tren, bahkan rela mengorbankan stabilitas keuangan demi penampilan.
Tipe terakhir adalah independent investor, yang berorientasi jangka panjang, cermat dalam memilih investasi, dan lebih memprioritaskan kualitas.
Edukasi Keuangan Disesuaikan dengan Kepribadian
Menurut Dyah, pendekatan berbasis kepribadian ini penting agar mahasiswa dapat memahami pola konsumsi mereka secara lebih realistis.
"Melalui pendekatan berbasis kepribadian, mahasiswa dapat memahami pola konsumsi mereka sendiri dan mulai mengelola keuangan dengan cara yang lebih realistis dan personal", ungkapnya.
Ia juga menyarankan penggunaan metode praktis seperti rumus 50:30:20, yakni membagi pendapatan untuk kebutuhan, keinginan, dan tabungan/investasi.
Selain itu, Gen-Z didorong untuk melakukan refleksi sederhana melalui pertanyaan seperti, "Apakah saya perlu atau hanya ingin?"
Dyah menegaskan bahwa membentuk perilaku keuangan yang sehat bukan hanya tentang menghindari pemborosan, tetapi membangun fondasi keuangan yang berkelanjutan sejak dini.
Tingkat Inklusi dan Literasi Keuangan Gen-Z Masih Belum Seimbang
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan Gen-Z Indonesia berada di angka 65,43 persen, sedangkan inklusi keuangannya mencapai 75,02 persen.
"Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara penggunaan produk keuangan dan pemahaman terhadapnya. Pendekatan seperti ini hadir untuk menjembatani gap tersebut secara kreatif dan menyenangkan", tambah Dyah.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Pengabdian Masyarakat Skema Kemitraan Internasional FEB UI bekerja sama dengan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di China (PERMIT) Shanghai.
Acara mencakup sesi gelar wicara, diskusi panel bersama profesional ekspatriat, mentoring circle, dan mini job fair yang dihadiri perwakilan startup hingga perusahaan multinasional.
FEB UI berharap pendekatan edukatif berbasis kepribadian ini dapat mencetak mahasiswa Indonesia sebagai talenta finansial yang cerdas, adaptif, dan siap menghadapi tantangan ekonomi masa depan.
- Penulis :
- Aditya Yohan