
Pantau - Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengakui bahwa jumlah satu juta sarjana menganggur di Indonesia mencerminkan realitas dunia kerja saat ini dan menjadi tantangan besar yang harus dihadapi bersama.
Menurut Yassierli, sebanyak 1,01 juta lulusan universitas tercatat menganggur pada tahun 2025, sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Februari 2025.
Secara keseluruhan, jumlah pengangguran nasional pada Februari 2025 mencapai 7,28 juta orang, meningkat sekitar 1,11 persen atau bertambah 83,45 ribu orang dibandingkan periode sebelumnya.
Pengangguran dari lulusan perguruan tinggi menyumbang 1,01 juta orang dari total tersebut, atau sekitar 13,87 persen dari total pengangguran nasional.
Jumlah ini turut mencerminkan 4,76 persen dari total angkatan kerja di Indonesia.
Selain lulusan sarjana, data BPS juga mencatat pengangguran dari lulusan diploma mencapai 177,39 ribu orang.
Sementara itu, pengangguran dari lulusan sekolah dasar (SD) tercatat sebanyak 2,42 juta orang, lulusan sekolah menengah pertama (SMP) sebanyak 2,04 juta orang, dan lulusan sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 1,63 juta orang.
Pernyataan Menaker dan Ajakan Kolaborasi
Yassierli menyatakan bahwa data ini adalah gambaran nyata tantangan ketenagakerjaan di Indonesia yang harus segera dicarikan solusinya melalui sinergi berbagai pihak.
"Itu menjadi sebuah tantangan kita. Artinya, itu adalah potret saat ini, kemudian kita punya tantangan ke depan", ungkapnya.
Ia menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan pemangku kepentingan, terutama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), untuk menyelaraskan pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja.
"Sehingga semangat yang saya munculkan itu, kan adalah semangat untuk kita berkolaborasi bersama. Itu saja sebenarnya untuk mencari solusi", ia mengungkapkan.
Langkah Strategis Diperlukan Hadapi Tantangan Ketenagakerjaan
Peningkatan angka pengangguran lulusan perguruan tinggi ini menjadi sorotan karena menunjukkan kesenjangan antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri.
Pemerintah diminta segera merumuskan strategi konkret agar para lulusan perguruan tinggi memiliki keterampilan yang sesuai dengan permintaan pasar kerja.
- Penulis :
- Shila Glorya








