Pantau - Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengajukan permintaan tambahan anggaran sebesar Rp 184 triliun kepada Kementerian Keuangan demi memperkuat kekuatan militer Indonesia.
Permintaan tersebut disampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi I DPR RI di gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu, 9 Juli 2025.
"Harga kedaulatan itu cukup tinggi nilainya," ungkap Sjafrie dalam forum tersebut.
Alasan Pengajuan Tambahan Anggaran
Sjafrie menyatakan bahwa pagu indikatif yang diberikan oleh Kementerian Keuangan masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan prioritas sektor pertahanan nasional.
"Tambahan dana Rp 184 triliun. Kita usulkan kepada Menteri Keuangan dan Menteri Bappenas bahwa pagu indikatif yang diberikan kepada kita masih belum mencukupi kebutuhan prioritas," ia menjelaskan.
Salah satu kebutuhan penting yang disebut tidak akan terpenuhi jika hanya mengandalkan pagu indikatif adalah pembinaan personel TNI di seluruh wilayah Indonesia.
"Soal pembangunan kekuatan, kemudian perawatan personel, kesejahteraan personel yang tentunya akan digunakan oleh TNI serta juga akan digunakan oleh masing-masing markas besar angkatan untuk pembinaan kekuatan di lingkungan TNI," terang Sjafrie.
Fokus pada Pembinaan dan Modernisasi Alutsista
Selain pembinaan sumber daya manusia, Menhan juga menekankan pentingnya pembiayaan untuk perawatan alat utama sistem senjata (alutsista) yang dimiliki TNI saat ini.
Tak hanya itu, dalam rencana anggaran tersebut juga tercakup pembelian alat-alat baru guna menunjang modernisasi dan peningkatan kekuatan pertahanan negara.
Sjafrie berharap agar pengajuan tambahan anggaran ini bisa dipertimbangkan dengan serius oleh pemerintah dan DPR demi mewujudkan sistem pertahanan nasional yang tangguh dan profesional.
Ia memastikan bahwa dana tambahan yang diajukan akan digunakan secara tepat sasaran, dengan tingkat penyerapan yang tinggi serta dapat dipertanggungjawabkan.
- Penulis :
- Arian Mesa
