Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Universitas Hasanuddin Gelar Lokakarya Internasional Perkuat Konservasi Lamun Asia Tenggara

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Universitas Hasanuddin Gelar Lokakarya Internasional Perkuat Konservasi Lamun Asia Tenggara
Foto: Prof Rohani dari Unhas memaparkan program konservasi ekosistem lamun pada kegiatan lokakarya di Makassar, Sulsel (sumber: Unhas)

Pantau - Universitas Hasanuddin (Unhas) bersama Project Seagrass dan Seagrass Restoration & Ecosystem Services Research Group menggelar lokakarya internasional untuk memperkuat konservasi ekosistem lamun di Asia Tenggara.

Kegiatan ini diselenggarakan di Makassar, Sulawesi Selatan, dengan dukungan Synchronicity Earth dan menjadi forum perdana dari program Seagrass Global Challenge Fund.

Fokus pada Rehabilitasi dan Kebijakan Berbasis Ilmiah

Prof Rohani Ambo-Rappe dari Unhas menyampaikan perkembangan riset lamun di Indonesia, terutama dalam bidang rehabilitasi dan kontribusi publikasi ilmiah yang telah dilakukan sejak tahun 1970-an.

Ia menekankan pentingnya riset berbasis bukti ilmiah dalam mendukung kebijakan pengelolaan pesisir yang berkelanjutan.

"Ekosistem lamun menghadapi tekanan yang kompleks dan memerlukan pendekatan strategis berbasis kolaborasi, ilmu pengetahuan, dan kearifan lokal," ungkapnya.

Lamun, atau seagrass, merupakan tumbuhan berbunga yang hidup di laut dangkal dan kerap disamakan dengan rumput laut oleh masyarakat awam, padahal berbeda secara biologis.

Lamun memiliki berbagai manfaat penting, seperti menjadi sumber makanan bagi organisme laut, stabilisator dasar perairan, serta habitat dan tempat berkembang biak bagi berbagai hewan laut.

Kolaborasi Global dan Penguatan Kapasitas Lokal

Dalam lokakarya tersebut, peserta dari berbagai negara mendiskusikan tekanan utama terhadap lamun, serta hambatan dalam konservasi dari sisi ekologi, kelembagaan, sosial, dan ekonomi.

Topik lain yang dibahas meliputi pentingnya memahami interaksi darat-laut, fragmentasi tata kelola, dan kebutuhan ilmu pengetahuan spesifik sesuai konteks lokal.

Peserta juga menyoroti pentingnya menyelaraskan kesenjangan pengetahuan dengan inisiatif global seperti Ocean Decade, serta memperkuat produksi pengetahuan bersama untuk sains yang relevan dan aplikatif.

Project Seagrass, sebagai salah satu mitra utama, mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam perlindungan ekosistem laut dan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Lokakarya ini juga bertujuan memberikan dukungan pendanaan dan peningkatan kapasitas bagi organisasi pelestari lamun melalui program Seagrass Global Challenge Fund.

Beberapa mitra yang hadir dalam kegiatan ini antara lain Project Seagrass, YAPEKA, FORKANI, C3A dari Filipina, SESREG-Unhas, dan Cardiff University.

Penulis :
Shila Glorya