
Pantau - Universitas Indonesia (UI) mengimbau para peserta Seleksi Masuk UI (Simak UI) agar mewaspadai praktik pemerasan dari oknum yang mengaku dapat mengatur proses penerimaan calon mahasiswa baru (camaba).
UI menegaskan bahwa tidak ada pengaturan khusus bagi pihak mana pun dalam proses penerimaan mahasiswa baru.
"Apabila ada oknum yang mengatasnamakan UI yang bisa mengatur proses tersebut, itu dipastikan tidak benar adanya," ujar Arie Afriansyah, Direktur Humas Media Pemerintah dan Internasional UI.
Modus Pemerasan: Klaim Kenal Orang Dalam dan Tuntut Bayaran
Arie mengungkapkan bahwa UI menemukan adanya oknum yang memeras dan mengancam peserta Simak UI Sarjana dan Vokasi dengan modus berpura-pura berjasa membantu kelulusan.
Oknum biasanya menghubungi peserta yang mengunggah pengumuman kelulusan di media sosial, lalu mengaku telah mengenal "orang dalam" UI dan menuntut imbalan.
"Sebaiknya jangan ada yang meladeni permintaan semacam itu, itu hanya pemerasan," tegas Arie.
UI mendorong peserta yang mengalami ancaman atau tekanan semacam itu untuk segera melaporkannya ke pihak kepolisian.
"Biar aparat penegak hukum yang menyelesaikan persoalan ini," tambahnya.
UI Gugurkan Peserta yang Curang Gunakan Joki dan AI
Selain pemerasan, UI juga telah mendeteksi adanya berbagai bentuk kecurangan selama pelaksanaan ujian Simak UI.
Bentuk kecurangan yang ditemukan antara lain penggunaan joki, aplikasi lain saat ujian, berbicara ketika ujian berlangsung, hingga pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence).
Peserta yang terbukti melakukan kecurangan langsung digugurkan dari proses seleksi.
Pada tahun 2025, sebanyak 23.876 peserta mengikuti tes Simak UI.
Berdasarkan pengumuman pada 8 Juli 2025, sebanyak 2.370 peserta dinyatakan lolos sebagai calon mahasiswa baru UI.
- Penulis :
- Aditya Yohan