Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Menag Dorong Kerukunan Manusia dan Alam Lewat Trilogi Jilid II: Moderasi, Ekoteologi, dan Kurikulum Cinta

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Menag Dorong Kerukunan Manusia dan Alam Lewat Trilogi Jilid II: Moderasi, Ekoteologi, dan Kurikulum Cinta
Foto: (Sumber: Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar saat menghadiri silaturahim dengan ratusan tokoh agama Pondok Pesantren Al-Musaddadiyah, Garut, Jawa Barat, Rabu (16/7/2025). ANTARA/HO-Humas Kemenag.)

Pantau - Menteri Agama Nasaruddin Umar mendorong penguatan kerukunan antara manusia dan alam melalui gagasan Trilogi Jilid II yang disampaikan dalam acara silaturahim bersama ratusan tokoh agama di Pondok Pesantren Al-Musaddadiyah, Garut, Jawa Barat, pada Rabu, 16 Juli 2025.

Dalam keterangannya, Menag menjelaskan bahwa Trilogi Jilid II terdiri dari tiga pilar utama: moderasi beragama, ekoteologi, dan kurikulum cinta.

Moderasi beragama menekankan pentingnya kerukunan antarumat manusia.

Ekoteologi berfokus pada hubungan harmonis antara manusia dan alam.

Sedangkan kurikulum cinta bertujuan menanamkan nilai kasih sayang dalam pendidikan keagamaan.

Kerukunan Universal dan Kesadaran Lingkungan dalam Perspektif Keagamaan

Menag Nasaruddin menekankan bahwa fokus utama Trilogi Jilid II bukan lagi pada isu internal atau antarumat beragama, karena persoalan itu dinilai telah mereda.

Penekanan saat ini lebih diarahkan pada hubungan antarsesama manusia secara universal, tanpa memandang latar belakang agama.

Sebagai contoh, ia mengutip penggunaan frasa dalam Al-Qur'an "yaa banii Adam" (wahai anak-anak Adam), bukan "yaa ayyuhal muslimun" (wahai orang-orang Muslim), sebagai dasar penghormatan universal kepada seluruh umat manusia.

Ia juga menyoroti kerusakan lingkungan sebagai bentuk darurat kemanusiaan yang menyebabkan jutaan kematian setiap tahun, bahkan melebihi korban akibat konflik bersenjata.

Dalam konteks ini, Menag mengajak pesantren dan umat beragama untuk menjadikan kesadaran lingkungan sebagai bagian integral dari ajaran agama.

Ia menegaskan perlunya pembacaan ulang terhadap sumber-sumber keagamaan agar relevan dengan kondisi bumi saat ini.

Konsep ekoteologi, menurutnya, adalah bentuk teologi yang menekankan tanggung jawab manusia terhadap kelestarian lingkungan hidup.

Secara etimologis, ekoteologi mengajarkan manusia untuk hidup berdampingan dengan alam dan menjaga ciptaan Tuhan.

Dalam ajaran Islam, penghormatan terhadap makhluk tidak hanya terbatas pada tumbuhan dan hewan, tetapi juga mencakup seluruh ciptaan.

Penulis :
Aditya Yohan