
Pantau - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa standardisasi seperti SNI Batik, SKKNI, Batikmark, Sertifikasi Halal, dan Sertifikasi Industri Hijau merupakan solusi penting bagi industri batik untuk menghadapi dinamika dan tantangan global.
Jaminan Mutu dan Peluang Pasar Lebih Luas Melalui Standarisasi
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, menjelaskan bahwa penerapan standardisasi adalah langkah strategis yang perlu diambil oleh pelaku industri batik agar tetap kompetitif di tengah globalisasi.
Standardisasi ini mencakup berbagai aspek krusial:
- SNI menjamin kualitas produk batik.
- SKKNI menjamin kompetensi perajin.
- Batikmark menjamin keaslian produk.
Sertifikasi Halal dan Sertifikasi Industri Hijau membuka peluang ekspor ke pasar luar negeri yang lebih sadar akan nilai keberlanjutan dan kepercayaan konsumen.
Menurut Reni, batik yang tersertifikasi cenderung lebih diminati karena kesadaran konsumen semakin tinggi terhadap aspek keaslian, estetika, dan keberlanjutan lingkungan.
Standardisasi pun dinilai memberi nilai tambah tidak hanya pada proses produksi, tetapi juga memperkuat brand dan citra batik sebagai warisan budaya yang berkualitas.
Webinar dan Pameran Gelar Batik Nusantara 2025 Perkuat Edukasi Publik
Sebagai langkah konkret meningkatkan pemahaman pelaku usaha terhadap pentingnya standardisasi, Ditjen IKMA bekerja sama dengan Yayasan Batik Indonesia (YBI) menggelar Webinar bertajuk Standardisasi pada Industri Batik secara daring pada 7 Juli 2025.
Webinar tersebut menjadi bagian dari rangkaian acara Gelar Batik Nusantara (GBN) dan Hari Batik Nasional (HBN) 2025.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari:
- Direktur Penguatan Standar dan Penilaian Kesesuaian Badan Standardisasi Nasional
- Asesor Manajemen Mutu Industri dari Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik
- Direktur Akasia Batik Yogyakarta
Puncak GBN dan HBN 2025 akan digelar melalui Pameran Gelar Batik Nusantara di Pasaraya Blok M, Jakarta pada 30 Juli–3 Agustus 2025.
Pameran ini akan menampilkan produk-produk batik unggulan dari berbagai daerah dan menjadi ruang edukasi publik tentang pentingnya menjaga mutu dan nilai budaya batik.
Dukungan Lintas Sektor untuk Keberlanjutan Industri Batik
Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan Kemenperin, Budi Setiawan, berharap webinar dan pameran ini dapat menjadi sarana edukatif bagi pelaku industri kecil dan menengah (IKM) batik serta konsumen.
Ia menjelaskan bahwa pemahaman terhadap makna, manfaat, dan prosedur sertifikasi standardisasi sangat penting agar industri batik memiliki fondasi kuat dan berkelanjutan.
Menurut Budi, kegiatan ini juga mencerminkan ruang sinergi antara pelaku usaha, masyarakat, dan pemangku kepentingan dalam memperkuat ekosistem industri batik nasional.
“Batik bukan sekadar kain, melainkan identitas budaya yang memiliki nilai ekonomi besar jika dijaga kualitasnya, diperkuat standarnya, dan dikenalkan secara konsisten,” ujarnya.
Dukungan turut disampaikan oleh Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga KPPPA dan anggota Presidium PIMTI Perempuan Indonesia, Rini Handayani.
Ia menekankan bahwa industri batik merupakan ruang kehidupan ekonomi bagi jutaan perempuan di pelosok tanah air, mulai dari perajin, pelaku usaha kecil, ibu rumah tangga, hingga generasi muda.
Rini menilai bahwa penguatan kapasitas dan kualitas melalui standardisasi adalah hal yang sangat penting agar industri batik tetap menjadi sumber penghidupan dan kebanggaan nasional.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf