
Pantau - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan komitmennya untuk menghidupkan kembali industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sebagai sektor strategis yang dapat memperkuat perekonomian nasional.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyatakan bahwa industri TPT merupakan salah satu sektor prioritas dalam peta jalan pembangunan industri nasional.
"Industri TPT merupakan salah satu sektor prioritas dalam peta jalan pembangunan industri nasional. Sektor ini juga menjadi kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini terlihat dari kinerja pada triwulan I tahun 2025, industri TPT mencatat pertumbuhan positif sebesar 4,64 persen," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa Kemenperin telah menjalankan berbagai strategi, termasuk transformasi digital menuju industri 4.0 untuk mendorong sektor ini lebih kompetitif.
Transformasi tersebut tidak hanya menyasar pelaku industri, tetapi juga diterapkan pada lembaga pendidikan vokasi di bawah binaan Kemenperin guna menciptakan SDM yang unggul dan adaptif terhadap perubahan teknologi.
Peran Strategis Politeknik STTT Bandung dalam Mencetak SDM Tekstil
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan, menyebutkan bahwa Politeknik STTT Bandung menjadi salah satu pilar utama dalam penyediaan tenaga kerja kompeten untuk industri TPT nasional.
"Politeknik STTT Bandung memiliki peran yang vital, tidak hanya mendidik tenaga kerja industri yang kompeten, tetapi juga berkontribusi dalam riset terapan, pengembangan kurikulum berbasis industri, serta penguatan ekosistem industri tekstil nasional," ujarnya.
Politeknik STTT Bandung merupakan satu dari 13 institusi pendidikan tinggi vokasi di bawah Kemenperin dan telah berdiri sejak tahun 1922, menjadikannya yang tertua dengan usia 103 tahun.
Lembaga ini memiliki spesialisasi pada bidang tekstil dan produk tekstil melalui tiga program studi Diploma IV, yaitu Teknik Tekstil, Kimia Tekstil, dan Produksi Garmen.
Pendidikan di politeknik ini menerapkan pendekatan Teaching Factory, sistem pendidikan ganda (dual system), serta integrasi aspek teknologi, keberlanjutan (sustainability), dan kewirausahaan.
Politeknik STTT Bandung juga telah meraih akreditasi institusi peringkat A atau unggul, dan turut memperkuat pengembangan komunitas serta industri kecil menengah (IKM) melalui pendekatan pentahelix.
Apresiasi DPR RI terhadap Pendidikan Vokasi Industri
Pada 21 Juli 2025, Komisi VII DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Politeknik STTT Bandung.
Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, menyampaikan dukungannya terhadap pendidikan vokasi di sektor industri, termasuk pemenuhan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran.
"Kami mendorong pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perindustrian agar kebutuhan yang disampaikan, seperti peralatan dan sarana prasarana lainnya yang menunjang pembelajaran bisa dipenuhi oleh pemerintah sehingga dapat mendukung peningkatan kualitas dan produksi tekstil nasional guna bersaing dengan produk impor," ungkapnya.
Ia juga mengapresiasi tingginya serapan tenaga kerja lulusan vokasi Kemenperin, yang mencapai 100 persen dalam waktu kurang dari enam bulan setelah lulus.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, menyebut Politeknik STTT Bandung sebagai simbol kekuatan industri tekstil Indonesia yang berakar dari dunia pendidikan.
Selain Politeknik STTT Bandung, rombongan Komisi VII DPR RI juga mengunjungi Politeknik Industri Petrokimia Banten dan Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan sebagai bentuk dukungan terhadap pendidikan vokasi industri di Indonesia.
- Penulis :
- Arian Mesa