
Pantau - Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menjajaki kerja sama dengan Konsulat Jenderal Jepang dalam pengelolaan dan pengolahan sampah, khususnya dalam pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk cair.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kota Makassar, Andi Zulkifly, bersama Kepala Kantor Konsulat Jepang, Ohasi Koichi, dan Penasihat Kebijakan Pembangunan Daerah dari Japan International Cooperation Agency (JICA), Shintani Naoyuki.
Kerja sama ini terinspirasi oleh teknologi pengolahan sampah yang diterapkan di Kota Maniwa, Jepang, yang telah berhasil mengubah sampah rumah tangga menjadi pupuk cair.
Andi Zulkifly menyampaikan, "Kami melihat dua hal yang bisa didiskusikan, salah satunya pengolahan sampah dengan menghasilkan pupuk cair. Nah, kami sudah kerja sama dengan Unhas sebagai pilot project soal pengolahan sampah organik, karena memang Unhas menjadi salah satu hutan kota di Makassar," ungkapnya.
Potensi Besar Sampah Organik dan Fokus Pengurangan Sampah ke TPA
Pemkot Makassar melihat potensi besar dari limbah organik yang dihasilkan oleh taman-taman kota dan usaha kuliner di wilayah tersebut.
"Kita punya banyak taman di Makassar dan taman itu membutuhkan pupuk. Kenapa kita tidak kerja samakan dan mencari pilot project tentang pengolahan sampah menjadi pupuk cair ini," ia mengungkapkan.
Langkah ini juga sejalan dengan fokus Pemkot untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan pengukuran dilakukan per kecamatan.
Kolaborasi antara Pemkot Makassar dan Universitas Hasanuddin (Unhas) telah berjalan sejak tahun lalu dan kini memasuki tahun kedua sebagai proyek percontohan.
Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Unhas, Prof. Dorothea Agnes Rampisela, menyatakan, "Kami sudah sepakat meniru pola Kota Maniwa, bagaimana sampah diubah menjadi pupuk cair. Kita berharap, bisa menambah pendapatan urban farming yang diinginkan pak wali," jelasnya.
Edukasi dan Penelitian Jadi Fokus Pengembangan Proyek
Unhas berperan aktif dalam implementasi proyek ini, khususnya dalam aspek edukasi dan penelitian, dengan pembangunan fasilitas pengolahan sampah di dalam kampus.
Fasilitas ini tidak hanya mendukung riset mahasiswa, tapi juga ditujukan untuk meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap pentingnya memilah dan mengelola sampah sejak dini.
Proyek percontohan ini dijadwalkan berlanjut ke tahun ketiga pada tahun depan, dengan harapan menjadi model pengelolaan sampah organik yang efektif dan berkelanjutan di kota-kota lain di Indonesia.
- Penulis :
- Shila Glorya