
Pantau - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mendorong alumni Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri guna menyerap ilmu dari negara maju dan menerapkannya di dalam negeri.
Dalam sambutannya pada acara Pelantikan Pamong Praja Muda Angkatan XXXII Tahun 2025 di Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Tito menekankan bahwa studi di luar negeri memberikan tiga kelebihan utama, yaitu "ilmu pengetahuan", "jaringan internasional", dan "pengalaman langsung dalam peradaban dan kultur negara maju", ungkapnya.
Ia mencontohkan negara maju yang memiliki budaya disiplin, antikorupsi, tepat waktu, serta nilai-nilai kemajuan lainnya sebagai lingkungan ideal untuk proses pembelajaran lanjutan.
Penguatan Kapasitas Alumni IPDN
Tito menyampaikan bahwa alumni IPDN memiliki perjalanan karier yang panjang, sehingga penting untuk memperkuat kapasitas mereka melalui pendidikan tinggi.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, IPDN telah bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di bawah Kementerian Keuangan untuk mengirim lulusan belajar ke luar negeri.
"Setelah kembali dari luar negeri, kami berharap mereka menjadi motor penggerak dan agen perubahan di lingkungan kerja masing-masing," ia mengungkapkan.
Sejak 2021 hingga 2024, sebanyak 50 lulusan IPDN telah mengikuti program magister di luar negeri, dan pada tahun 2025, sebanyak 27 alumni akan segera diberangkatkan.
Target untuk tahun 2026 adalah mengirim minimal 100 lulusan IPDN untuk studi ke luar negeri dengan biaya dari LPDP.
Belajar dari Negara Lain dan Persiapan Dini
Mendagri menyebutkan strategi negara lain seperti Singapura dan China sebagai acuan, di mana mereka mengirim siswa terbaik sejak jenjang pendidikan menengah ke luar negeri untuk memperkuat pembangunan nasional.
"Ribuan pelajar dari negara-negara tersebut dikirim setiap tahun, dan saat kembali mereka memberikan kontribusi besar dalam pembangunan nasional," jelasnya.
Tito menekankan pentingnya membawa pulang nilai-nilai positif dari luar negeri: "membawa kultur yang baik sehingga akan dapat membuat revolusi mental, revolusi budaya, mempengaruhi ASN lain yang empat juta orang, dan empat juta orang bisa mempengaruhi 285 juta penduduk Indonesia. Itulah harapan kita, di situlah pesan kita kepada adik-adik semua", ungkapnya.
Untuk mendukung program ini, IPDN telah menambahkan kurikulum Bahasa Inggris dan modul LPDP sesuai arahan Mendagri.
Dalam Seleksi Penerimaan Calon Praja (SPCP) IPDN tahun ini, telah diterapkan tes Bahasa Inggris dengan standar IELTS dan TOEFL guna menyiapkan calon Praja menghadapi tantangan global dan kerja sama internasional.
Tito menegaskan bahwa peserta yang berhasil masuk IPDN saat ini adalah "anak-anak yang terpilih", ungkapnya.
- Penulis :
- Shila Glorya