
Pantau - Tradisi Seribu Ketupat kembali digelar oleh masyarakat Dusun Gedongan, Desa Ngemplak, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, sebagai bentuk pelestarian budaya dan upaya menjaga kelestarian sumber mata air Sungai Lenging.
Tradisi ini juga menjadi wujud rasa syukur masyarakat atas hasil panen serta bentuk penghormatan terhadap alam yang menyediakan kebutuhan air bagi warga sekitar.
Kepala Desa Ngemplak, Sri Astuwidi Subayo, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun.
"Oleh karena itu kami melestarikan tradisi tersebut dengan nyadran seribu ketupat, dengan harapan aliran air di Sungai Lenging ini tetap lestari untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Ngemplak dan sekitarnya," ungkapnya.
Doa Bersama dan Perebutan Ketupat Jadi Bagian Tradisi
Dalam pelaksanaannya, warga membawa ketupat dan nasi tumpeng menuju area aliran Sungai Lenging di Dusun Gedongan.
Setelah seluruh warga berkumpul, acara diawali dengan doa bersama sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan hasil pertanian.
Usai berdoa, masyarakat makan bersama menggunakan tumpeng yang telah dibawa dari rumah masing-masing.
Ketupat yang dibawa oleh warga kemudian diperebutkan secara simbolis sebagai bagian dari tradisi yang sudah menjadi rutinitas setiap tahunnya.
Sri Astuwidi Subayo menegaskan bahwa tradisi ini tidak hanya memperkuat ikatan sosial, tetapi juga menjadi sarana edukasi tentang pentingnya menjaga kelestarian air sebagai sumber kehidupan.
"Untuk orang-orang yang diberikan kesempatan menggunakan air ini tentunya mendoakan warga Gedongan, mudah-mudahan selalu mendapatkan rezeki yang berlimpah," ujarnya.
Tradisi Seribu Ketupat dinilai sebagai bentuk nyata dari kolaborasi budaya, kepercayaan, dan kepedulian terhadap lingkungan hidup yang terus dijaga oleh masyarakat lokal.
- Penulis :
- Aditya Yohan