Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemerintah Genjot Rehabilitasi Irigasi di Sambas Demi Dukung Swasembada Pangan Nasional

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Pemerintah Genjot Rehabilitasi Irigasi di Sambas Demi Dukung Swasembada Pangan Nasional
Foto: Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah RI, Herzaky Mahendra Putra, saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sambas bersama Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan (BWSK) I, M Tahid (sumber: Staf Kemekoinfra)

Pantau - Pemerintah pusat melalui Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah (IPW) terus mendorong percepatan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi, terutama di daerah-daerah lumbung pangan seperti Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

Herzaky Mahendra Putra, Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah RI, menyampaikan bahwa langkah ini merupakan bagian dari program nasional ketahanan pangan.

"Hal ini kita lakukan guna mendukung ketahanan dan swasembada pangan nasional sebagaimana dicanangkan Presiden Prabowo Subianto," ungkapnya dalam kunjungan kerja ke Sambas pada Senin.

Kunjungan tersebut juga dihadiri oleh Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan (BWSK) I, M Tahid, yang turut memantau langsung kondisi saluran irigasi di lapangan.

Kunjungan ke Tiga Desa Terdampak Irigasi Bermasalah

Herzaky dan rombongan mengunjungi tiga desa yang mengalami permasalahan serius dalam sistem irigasi, yaitu Desa Penakalan di Kecamatan Sejangkung, Desa Tri Kembang di Kecamatan Galing, dan Desa Lumbang di Kecamatan Sambas.

Ketiga wilayah ini merupakan sentra pertanian dengan potensi lahan luas, namun kerap terdampak banjir saat musim hujan dan kekeringan saat kemarau, menyebabkan produktivitas rendah dan sering gagal panen.

Di Desa Penakalan, Kepala Desa Sartomo mengungkapkan bahwa sekitar 126 hektare lahan pertanian di desanya sering kebanjiran. "Panen sering gagal atau hanya menghasilkan sekitar 1,3 ton gabah per hektare," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Tri Kembang, Nurrochim, berharap adanya rehabilitasi saluran irigasi untuk mengendalikan aliran air dan meningkatkan hasil pertanian. "Jika sistem irigasi diperbaiki, produksi bisa meningkat signifikan hingga 10–12 ton per tahun," jelasnya.

Petani di Desa Lumbang juga menyampaikan aspirasi serupa. Desa ini memiliki sekitar 138 hektare lahan pertanian yang memerlukan jaringan irigasi permanen untuk menghindari gagal tanam.

Infrastruktur Irigasi Jadi Kunci Produktivitas

Herzaky menyatakan akan membawa langsung aspirasi masyarakat kepada Menko IPW dan Menteri PUPR.

"Saya akan sampaikan langsung kepada Menko IPW dan Menteri PU agar pembangunan irigasi ini bisa segera direalisasikan sebagai bagian dari program prioritas Presiden Prabowo," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa sistem irigasi yang memadai akan mampu meningkatkan indeks pertanaman dari satu menjadi dua kali panen per tahun, serta menurunkan risiko kerugian akibat cuaca ekstrem.

Kepala BWSK I, M Tahid, menegaskan komitmennya dalam mendukung pembangunan saluran irigasi di Kalbar.

"Dengan sistem irigasi yang baik, kita bisa membuka lahan baru, menambah siklus tanam, dan meningkatkan produksi pertanian secara signifikan," tegasnya.

Ia juga menyebutkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan, terutama terkait perbaikan dan penambahan pintu air agar aliran air dapat dikelola lebih optimal.

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kalimantan Barat, target produksi beras tahun 2024 sebesar 448 ribu ton. Namun, realisasi produksinya justru mencapai 558 ribu ton, melampaui target yang ditetapkan.

Dengan dukungan infrastruktur irigasi yang lebih baik, pemerintah berharap capaian produksi beras dapat terus meningkat pada tahun-tahun mendatang.

Penulis :
Arian Mesa