billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Psikolog UI Ingatkan Dampak Tayangan Televisi bagi Anak: Antara Sarana Belajar dan Risiko Perilaku Negatif

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Psikolog UI Ingatkan Dampak Tayangan Televisi bagi Anak: Antara Sarana Belajar dan Risiko Perilaku Negatif
Foto: (Sumber: Anak sedang menonton Televisi di Rumah. ANTARA/Ogen.)

Pantau - Tayangan televisi memiliki pengaruh signifikan terhadap tumbuh kembang anak, tergantung pada jenis konten yang dikonsumsi serta sejauh mana pendampingan orang tua dilakukan.

Psikolog Klinis Anak dan Remaja dari Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, menyampaikan bahwa dampak tayangan bisa bersifat positif maupun negatif, tergantung pada kontennya.

“Bisa positif dan negatif (dampak tayangan televisi),” kata Vera.

Tayangan Positif Dukung Kosakata dan Nilai Sosial Anak

Vera menjelaskan bahwa tayangan edukatif yang sesuai usia dan didampingi orang tua dapat memperluas kosakata, meningkatkan pengetahuan, serta mengenalkan nilai moral dan sosial kepada anak.

Namun, jika konten mengandung kekerasan, bahasa kasar, atau unsur dewasa, maka dampaknya bisa sangat merugikan.

“Anak bisa meniru perilaku yang tidak tepat, menjadi kurang peka, dan mengembangkan kebiasaan pasif seperti kurang bergerak, kurang interaksi sosial. Selain itu, terlalu banyak menonton TV juga dapat mengganggu konsentrasi, tidur, hingga perkembangan fisik karena berkurangnya aktivitas motorik,” imbuh Vera.

Beberapa dampak negatif yang dapat muncul antara lain:

  • Perilaku meniru yang tidak sesuai
  • Penurunan empati
  • Gangguan tidur
  • Gangguan konsentrasi

Peran Orang Tua dan Pentingnya Seleksi Tayangan

Psikolog Klinis Anak dan Remaja UI lainnya, Ratih Zulhaqqi, menambahkan bahwa televisi bisa memengaruhi seluruh aspek perkembangan anak, meliputi kognitif, emosional, sosial, dan fisik.

“Ada perkembangan emosi yang terpengaruh, anak belajar meniru ekspresi emosi dari apa yang mereka lihat. Misalnya tayangan dengan konflik agresif itu bisa meningkatkan risiko anak jadi mudah marah atau mudah cemas,” kata Ratih.

Menurutnya, tayangan yang positif dapat mendukung kreativitas dan kemampuan sosial anak, sedangkan tayangan negatif bisa memicu kecemasan, kemarahan, dan perilaku antisosial.

Baik Vera maupun Ratih menekankan pentingnya memilih tayangan yang edukatif, menggunakan bahasa santun, serta visual yang ramah anak.

Orang tua juga disarankan untuk:

  • Mendampingi anak saat menonton
  • Membatasi durasi menonton sesuai usia

Tujuan utamanya adalah agar televisi dapat menjadi sarana belajar yang efektif dan bukan sumber gangguan bagi perkembangan anak.

Penulis :
Ahmad Yusuf