
Pantau - Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menegaskan bahwa tumpeng bukan hanya makanan tradisional, tetapi juga simbol identitas budaya bangsa sekaligus instrumen diplomasi kuliner Indonesia di dunia internasional.
“Tumpeng mencerminkan hubungan manusia dengan Sang Pencipta sekaligus nilai gotong royong dan kebersamaan. Filosofi ini sangat universal dan relevan di tengah dunia yang semakin individualis. Karena itu, kuliner kita, termasuk tumpeng, bisa menjadi tradisi yang mendunia,” ujar Fadli Zon dalam pernyataan resminya, Minggu (24/8).
Festival Tumpeng, Diplomasi Budaya, dan Ancaman Kepunahan Kuliner
Sebelumnya, Fadli Zon menghadiri Festival Tumpeng Indonesia 2025 yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta, pada Sabtu (23/8).
Acara ini diselenggarakan atas kolaborasi antara Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI), Indonesian Gastronomy Community (IGC), dan Hotel Borobudur.
Fadli menekankan bahwa kuliner Indonesia bukan sekadar konsumsi, tetapi merupakan warisan budaya tak benda dan produk ekonomi kreatif yang menjembatani lintas budaya.
Ia menyampaikan bahwa hingga tahun 2024, terdapat 2.213 Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTBI), termasuk 231 jenis kuliner tradisional.
Namun, jumlah tersebut dinilai belum cukup mewakili keragaman kuliner Nusantara.
Bahkan, beberapa kuliner tradisional sudah berada di ambang kepunahan, seperti Itak Poul-Poul dari Sumatera Utara dan Penyurong dari Bangka Belitung.
“Kuliner adalah diplomasi budaya yang sangat efektif. Banyak masyarakat internasional mengenal Indonesia dari makanannya. Contohnya, yaitu rendang yang pernah dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan kekayaan kuliner lain seperti sate, nasi goreng, dan soto masih belum mendapatkan promosi yang proporsional.
Dorong Restoran Indonesia di Dunia, Tumpeng Jadi Simbol Kuliner Global
Kementerian Kebudayaan, menurut Fadli, berkomitmen mendukung pelestarian dan pengembangan kuliner Nusantara melalui edukasi, promosi, serta pengakuan hukum melalui penetapan sebagai warisan budaya tak benda.
Menbud juga menekankan pentingnya mempercepat promosi kuliner Indonesia di luar negeri, mencontohkan negara-negara seperti Thailand dan Vietnam yang restorannya tersebar luas di berbagai negara.
Ia menyebut bahwa meskipun jumlah restoran Indonesia di luar negeri masih terbatas, tren pertumbuhannya cukup menjanjikan.
“Seperti di Turki, dari hanya tiga restoran lima tahun lalu, kini sudah ada sekitar 30 restoran Indonesia di Istanbul,” ungkap Fadli.
“Kita jangan sampai kalah dengan negara tetangga. Kuliner Indonesia adalah salah satu produk dan ekspresi budaya kita. Wajib kita perkenalkan kepada dunia,” tegasnya.
Menbud pun mengusulkan adanya sinergi antara Kementerian Kebudayaan, IGC, APJI, serta perwakilan diplomatik Indonesia di luar negeri seperti KBRI dan KJRI untuk mendata dan mendukung pertumbuhan restoran Indonesia secara global.
Festival Tumpeng Indonesia diharapkan menjadi wadah untuk menjadikan tumpeng sebagai simbol lintas generasi, sekaligus mengangkat nilainya sebagai kuliner bernilai tambah dalam industri boga nasional.
“Kita berharap tumpeng ini dapat menjadi representasi dari kuliner Nusantara di kancah internasional. Bahkan mungkin bisa menjadi tradisi dunia. Semoga semakin banyak generasi muda mencintai budaya dan kuliner Nusantara, khususnya tumpeng,” pungkas Fadli.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf










