
Pantau - Ketua DPP PDIP Said Abdullah menyampaikan permintaan maaf atas sikap dua anggota Fraksi PDIP di DPR RI, yaitu Deddy Sitorus dan Sadarestuwati, yang belakangan menuai sorotan publik.
Permintaan Maaf dari PDIP
Said menyebut ucapan Deddy maupun tindakan Sadarestuwati menjadi pelajaran etika bagi partainya.
Ia menegaskan bahwa seorang tokoh publik harus menyampaikan kata-kata yang berempati dan bersimpati terhadap rakyat.
"Saya sebagai Anggota Fraksi PDI Perjuangan, atas nama Pak Deddy Sitorus Ibu Sadarestuwati, sungguh-sungguh minta maaf jika kemudian ada kesalahan, kekhilafan, yang dilakukan oleh Pak Deddy dan Ibu Sadarestu," ungkapnya.
Deddy Sitorus, anggota Komisi II DPR, dikritik publik karena pernyataannya yang membedakan antara pejabat dan rakyat jelata.
Sementara itu, Sadarestuwati mendapat kritik lantaran ikut berjoget dalam Sidang Tahunan MPR RI beberapa waktu lalu.
Penjelasan dan Sikap PDIP
Said menjelaskan bahwa saat Sadarestuwati berjoget, acara sidang tahunan sebenarnya sudah selesai.
Menurutnya, joget tersebut dilakukan untuk menunjukkan kebhinekaan dalam merespons lagu dari daerah timur Indonesia.
Ia menambahkan bahwa DPP PDIP hingga kini belum menentukan sikap apapun terhadap Deddy maupun Sadarestuwati.
Said juga menegaskan PDIP menghormati keputusan partai lain yang menonaktifkan anggotanya yang juga mendapat sorotan publik.
Sejumlah partai politik diketahui telah menonaktifkan anggotanya, mulai dari anggota biasa, pimpinan komisi, hingga pimpinan DPR RI.
Mereka yang dinonaktifkan antara lain Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari NasDem, Eko Patrio dan Uya Kuya dari PAN, serta Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir dari Golkar.
Dalam perkembangan lain, kediaman sejumlah wakil rakyat dijarah dan dirusak oleh kelompok masyarakat, termasuk rumah Ahmad Sahroni, Eko Patrio, dan Uya Kuya.
Rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani juga ikut menjadi sasaran penjarahan.
- Penulis :
- Arian Mesa








